kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petrokimia Gresik Suplai 36.000 Liter Green Surfactant ke Lapangan Walio


Minggu, 29 Oktober 2023 / 09:21 WIB
Petrokimia Gresik Suplai 36.000 Liter Green Surfactant ke Lapangan Walio
ILUSTRASI. Fasilitas produksi Petrokimia Gresik. Petrokimia Gresik turut berkontribusi pada proyek injeksi "Huff and Puff" di Lapangan Walio.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Petrokimia Gresik turut berkontribusi pada proyek injeksi "Huff and Puff" di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Papua Barat dengan menggunakan Green Surfactant.

Proyek ini ditandai dengan pemberangkatan Green Surfactant oleh SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya, dan Direktur Utama Petrokimia Gresik yakni Dwi Satriyo Annurogo di Gresik, Jawa Timur.

Dwi menyampaikan, proyek Huff & Puff di Lapangan Walio dengan skema No Cure No Pay ini dimulai pada bulan November 2023. Perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia ini akan berkolaborasi bersama beberapa pihak, dan Petrokimia Gresik bertugas menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter.

Selanjutnya, Green Surfactant tersebut diformulasikan oleh PT Dunia Kimia Jaya dan diinjeksikan di lapangan oleh PT Enerproco Global Indonesia.

"Green Surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan, yaitu IFT 10-3 dan Windsor type III pada uji phase behavior serta dalam uji imbibisi, Green Surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan," kata Dwi dalam siaran pers, Sabtu (29/10).

Baca Juga: Pupuk Indonesia Teken Kontrak Jual Beli Gas Demi Mengamankan Produksi Pupuk

Asal tahu, Petrokimia Gresik menjadi satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant. Petrokimia Gresik saat ini memiliki dua pabrik asam sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton per tahun. Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah gas SO3 yang merupakan bahan baku Green Surfactant dengan jumlah yang melimpah dan kualitas yang stabil.

Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang berdiri sejak 2020 ini memiliki kapasitas produksi sebesar 600 kilo liter per tahun. Saat ini, pabrik tersebut telah mampu menghasilkan produk Green Surfactant yang jauh lebih stabil dan telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam improve oil recovery/enhanced oil recovery (IOR/EOR), atau sesuai dengan permintaan pasar.

Ke depan, kapasitas produksi pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik dapat mencapai 5.500 kilo liter per tahun pada tahun 2026

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menambahkan, Green Surfactant produksi Petrokimia Gresik ini merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode IOR/EOR.

Pada proses Huff and Puff kali ini, Green Surfactant diformulasi dengan chemical lain dan diinjeksikan pada sumur minyak, lalu didiamkan (soaking) beberapa waktu. Dalam beberapa waktu kemudian, diproduksikan kembali pada sumur tersebut.

“Proses injeksi ini dapat memisahkan minyak bumi yang masih menempel pada bebatuan sehingga meningkatkan perolehan minyak bumi," tambah Digna.

Baca Juga: Afiliasi PGN Teken MoU Pengembangan Lapangan Lengo

SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya menyampaikan Produk Green Surfactant tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, tetapi juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

Pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak. Ini terjadi karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya. Nah, dengan menggunakan Green Surfactant akan ada peningkatan produksi minyak yang awalnya tertinggal karena susah terproduksikan namun saat ini bisa dioptimalisasi.

“Huff and Puff Green Surfactant di Lapangan Walio nantinya diharapkan berlanjut menjadi pilot project EOR yang dapat semakin menunjukkan kualitas dari produk kami,” ujar Ketut.

Ketut berujar, Green Surfactant memiliki potensi pasar yang besar mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain sumur migas di Indonesia juga sangat banyak.

Kata dia, kerja sama ini menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, seperti Surfaktan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×