Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero) bakal mendukung penyediaan infrastruktur dan layanan distribusi gas bumi di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Redy Ferryanto menerangkan bahwa sejak 2016, emiten bersandi PGAS di Bursa Efek Indonesia itu telah melakukan pengkajian terhadap KIK, terutama mengenai demand gas. Perkembangan terbaru, diketahui bahwa demand gas di wilayah tersebut cukup besar.
PGN terus berkoordinasi secara intensif dengan KIK mengenai total demand gas yang potensial akan digunakan. “KIK akan mengirimkan surat resmi kepada PGN mengenai total demand secara lengkap,” kata Redy lewat keterangan tertulis, Rabu (24/2).
Baca Juga: PGN Grup sambungkan jaringan gas rumah tangga ke Kutai Kartanegara
Seperti diketahui, ketersediaan gas bumi dan infrastrukturnya, termasuk sebagai komponen vital dalam pengembangan suatu kawasan industri. KIK sendiri merupakan kawasan industri baru yang siap di Indonesia dengan segala kesiapan fasilitasnya.
Kepastian ketersediaan gas bumi bisa saja menjadi kendala yang membuat investor masih menunda investasi ke dalam kawasan.
PGN, sambung Redy, akan berupaya melayani niaga gas bumi melalui infrastruktur jaringan distribusi pipa PGN di wilayah Sales & Operation Region III (SOR III) yang meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Indonesia Timur.
Sedangkan untuk niaga gas bumi selain pipa (CNG dan LNG) akan dikelola oleh anak usaha PGN yaitu PT Pertamina Gas Niaga (Pertagas Niaga) dan PT Gagas Energi Indonesia (Gagas).
Sejalan dengan telah diselesaikannya pembangunan pipa gas transmisi Gresik -Semarang oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), ditargetkan dapat merealisasikan kepastian penyaluran pasokan gas bumi di Jawa Tengah.
Jaringan pipa transmisi sepanjang 267 km ini memiliki kapasitas pengaliran gas maksimal sekitar 400 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Potensi sumber pasokan yang nantinya dialirkan oleh Pipa Gresik-Semarang berasal dari Jambaran-Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina EP Cepu.
Optimalisasi infrastruktur distribusi gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi untuk industri, diharapkan bisa berdampak positif bagi pertumbuhan KIK maupun masyarakat sekitar untuk kemajuan perekonomian Jawa Tengah.
Sebagaimana diketahui, KIK telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) hasil kolaborasi skema Joint Venture (patungan) antara PT Jababeka Tbk dan Sembawang Corporation. KIK diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
"KIK adalah salah satu wilayah potensial yang dapat bertumbuh lebih cepat dengan tersedianya energi gas bumi untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah. Keberhasilan kawasan ini nantinya juga dapat menjadi kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan badan usaha," ujar Redy.
Hingga saat ini, sudah ada 64 perusahaaan dari 8 negara telah bergabung di KIK, yakni Taiwan, China, Korea Selatan, Hongkong, Singapura, Jepang, Malaysia, dan tentunya Indonesia pada produk ABTB ini.
KIK nantinya diharapkan dapat membangkitkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga: PGN gelar promo spesial Jargas COCO 50.000 SR di Jabotabeka dan Cilegon
"PGN berupaya untuk penguatan konektivitas gas bumi untuk bisa memberi nilai tambah di pusat-pusat pertumbuhan industri baru di Jawa Tengah. Jika perkembangan industri semakin menggeliat, maka dapat memperkuat investasi dan berdampak positif pada stabilitas perekonomian daerah," imbuh Redy.
Bagi PGN, pembangunan infrastruktur distribusi gas bumi di Jawa Tengah cukup menantang. Oleh sebab itu, sambung Redy, kerja sama dan dukungan dari Pemda, DPRD Jawa Tengah, dan berbagai stakeholder juga sangat penting bagi PGN untuk pembangunan infrastruktur gas bumi yang lebih massif di Jawa Tengah.
"PGN sebagai Subholding gas berkomitmen dalam pengembangan infrastruktur dan inovasi layanan gas bumi yang andal untuk membantu meningkatkan produktivitas industri Jawa Tengah, sehingga akan berdampak nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional," pungkas Redy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News