Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bersiap memperkuat lini bisnis Gas Alam Cair (Liquefied Natural Gas / LNG) trading ke sejumlah negara dalam beberapa tahun mendatang.
Direktur Utama PGAS Gigih Prakoso bilang, negara-negara di kawasan Asia menjadi sasaran utama bisnis LNG trading PGAS. Adapun, pemetaan potensi ini sejalan dengan alih bisnis LNG dari PT Pertamina (Persero).
Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS): PLN hemat Rp 1,92 triliun lewat gasifikasi pembangkit
"Pertamina/PGN (juga) akan melakukan optimalisasi portfolio LNG untuk pasar internasional," jelas Gigih di Gedung DPR RI, Senin (10/2).
Gigih menuturkan, Myanmar masuk dalam sasaran LNG trading proyeksi permintaan sebesar 0,5 metrik ton per tahun (mtpa) atau setara 9 kargo per tahun.
PGAS menargetkan agar dapat dimulai di Myanmar pada 2021 mendatang dengan rentang pelaksanaan lima hingga tujuh tahun.
Kemudian, Filipina dengan permintaan potensial mencapai 1 mtpa atau setara 18 kargo per tahun yang dimulai pada 2023 hingga 2043 mendatang.
Baca Juga: PGN (PGAS) akan pasok LNG untuk konversi pembangkit listrik BBM PLN
Selain negara Asia Tenggara, dua negara lain di kawasan Asia juga menjadi incaran PGAS. Tiongkok dengan permintaan mencapai 6 sampai 7 kargo per tahun dan Jepang dengan permintaan potensial mencapai 1 sampai 2 kargo per tahun yang rencananya dimulai pada tahun ini.
Tak sampai di situ, PGAS turut menyasar Kawasan Eropa pada tahun ini dengan permintaan potensial sebesar 1 sampai 2 kargo pada 2020.
"Tahun ini dua kargo potensi di pasar spot Eropa," tandas Gigih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News