Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
SEMARANG. PT Phapros Tbk, BUMN bidang farmasi, berusaha menggenjot penerimaan perseroan dengan melakukan ekspansi ekspor ke tiga negara tujuan baru meliputi Vietnam, Filipina, dan Nigeria.
Sekretaris Perusahaan PT Phapros Imam Ariff Juliardi mengatakan selama ini perusahaannya sudah menjual beberapa jenis obat ke Kamboja. Namun saat ini, pihaknya memperluas ekspor ke beberapa negara seperti Vietnam, Filipina, dan Nigeria.
"Di ketiga negara tersebut, kami sudah memenangkan tender dan tinggal menunggu proses registrasi dari pemerintah mereka. Sementara itu di negara lain yaitu Yaman kami sedang di tahap persetujuan (agreement) dan masih terus penjajakan di Republik Benin, Afrika," ujar Imam dalam perbincangan di kantornya, Semarang, Jumat (11/2).
Dia melanjutkan, proses registrasi memakan waktu yang lama, misalnya saja registrasi farmasi di Indonesia bisa mencapai dua tahun.
Terkait ekspor, ada tujuh produk dari anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia Persero (RNI) yang sudah masuk ke Kamboja, di mana beberapa di antaranya adalah ibuprofen, "Antimo anak" dan "Antimo".
PT Phapros sendiri baru mulai melakukan ekspor produk farmasi pada 2014. Selama itu, realisasi nilai ekspor perusahaan tersebut baru sekitar satu persen dari total pendapatan perusahaan atau sekitar Rp1 miliar. "Jumlah ini masih sangat kecil," tutur Imam.
PT Pharos pun berusaha untuk terus meningkatkan nilai ekspor dengan mengikuti pameran-pameran farmasi bertaraf internasional di berbagai negara.
Dalam acara tersebut banyak potensi bisa dijajaki termasuk perluasan kerja sama dengan berbagai negara, terutama ke negara-negara dengan regulasi farmasi yang tidak terlalu ketat. "Target kami, nilai ekspor farmasi bisa naik dua persen pada 2016," ujar Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News