Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Adhi menambahkan, upaya investigasi memang berjalan beriringan dengan rencana pemanfaatan kembali Sumur YYA-1 sesuai dengan rencana pengembangan yang diajukan oleh PHE.
Baca Juga: Pertamina: Pengeboran Blok Nunukan berpotensi mundur
Investigasi ini melibatkan sejumlah ahli baik dari Kementerian ESDM maupun juga tim independent. Adhi bilang pasca investigasi, laporan akan langsung disampaikan ke Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
Sekadar informasi, kejadian ini terjadi pada 12 Juli 2019 pada pukul 01.30 WIB pada saat melakukan re-entry di sumur YYA-1 pada kegiatan re-perforasi.
Lalu, muncul gelembung gas di Anjungan YYA dari rig Ensco-67 yang terletak di wilayah operasional offshore ONWJ. Adapun, Sumur YYA-1 adalah merupakan sumur eks eksplorasi YYA-4 yang dibor pada tahun 2011. Sumur inilah yang mengalami kebocoran.
Lalu pada 17 Juli, tumpahan minyak mulai terlihat di sekitar anjungan. Sehari setelahnya, tumpahan minyak mencapai pantai ke arah Barat. Posisi jarak anjungan dengan garis pantai Karawang sekitar 2 kilometer (km).
Lewat penanganan intensif, pada 21 September 2019, PHE ONWJ melakukan proses "intercept"dimana sumur Relief Well telah berhasil terkoneksi dengan Sumur YYA -1.
Relief Well adalah proses mematikan sumur YYA-1 dengan pengeboran dari samping yang dilakukan dari Rig Soehanah yang berjarak 1 km dari sumur YYA-1.
Proses koneksi antar sumur ini berhasil dilakukan dengan baik dan lebih cepat dibandingkan estimasi jadwal waktu yang direncanakan yaitu pada akhir September 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News