kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

PHK Massal di TikTok Shop, IdEA: Ini Bukan Krisis Struktural, Tapi Normalisasi


Jumat, 06 Juni 2025 / 01:52 WIB
PHK Massal di TikTok Shop, IdEA: Ini Bukan Krisis Struktural, Tapi Normalisasi
ILUSTRASI. Belanja daring.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri digital belum mereda.

Teranyar, ratusan karyawan TikTok Shop Indonesia dilaporkan terkena PHK massal. Aksi ini dilakukan sebagai bagian dari efisiensi pasca-merger dengan Tokopedia pada 2024 lalu.

Mengutip Bloomberg, TikTok Shop unit bisnis milik ByteDance Ltd melakukan perampingan tenaga kerja seiring proses integrasi dan penyesuaian model bisnis dengan Tokopedia.

Baca Juga: PHK Berlanjut di Industri Semikonduktor, STMicroelectronics Pangkas 5.000 Pekerja

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Hilmi Adrianto, menilai bahwa gelombang PHK yang terjadi dalam dua tahun terakhir lebih mencerminkan proses penyesuaian pasca-ledakan pertumbuhan (hypergrowth), bukan krisis struktural dalam industri.

“Selama pandemi, banyak pelaku e-commerce ekspansi besar-besaran untuk mengakomodasi lonjakan permintaan. Ketika mobilitas masyarakat kembali normal, pertumbuhan industri pun melambat ke arah yang lebih stabil,” ujar Hilmi kepada Kontan.co.id, Rabu (4/6).

Tantangan Baru: Efisiensi dan Nilai Tambah

Menurut Hilmi, perubahan lanskap industri menuntut pelaku e-commerce untuk menyesuaikan skala operasional agar tetap kompetitif dan berkelanjutan secara finansial.

Fokus perusahaan kini bergeser dari ekspansi agresif menuju efisiensi dan optimalisasi sumber daya.

Baca Juga: TikTok Shop PHK Ratusan Karyawan, Cek Cara Ajukan JKP Untuk Tunjangan PHK 60% Gaji

“Model bisnis e-commerce tetap relevan, tapi perlu adaptasi. Tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis, perlindungan konsumen, dan perlakuan adil terhadap pekerja,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa fase pertumbuhan ke depan akan lebih mengedepankan sustainable growth ketimbang membakar uang untuk ekspansi. Artinya, perusahaan harus menciptakan nilai tambah melalui efisiensi, integrasi teknologi, dan kolaborasi strategis.

Prospek E-commerce Masih Cerah

Meski dibayangi gelombang PHK, idEA tetap optimistis terhadap prospek e-commerce nasional dalam jangka menengah.

Penetrasi digital yang terus meningkat, perubahan perilaku konsumen, serta potensi besar dari sektor UMKM dan social commerce menjadi penopang utama.

Baca Juga: Ethereum Foundation PHK Staf R&D di Tengah Restrukturisasi Fokus Protokol

“Industri e-commerce Indonesia masih sangat prospektif. Namun, ke depan pertumbuhan akan ditopang oleh inovasi dan kolaborasi, bukan semata jumlah transaksi,” kata Hilmi.

Untuk menghindari pertumbuhan yang mengorbankan tenaga kerja dan inovasi, Hilmi menyebut ada empat fokus utama yang harus diperhatikan pelaku industri:

  1. Peningkatan produktivitas melalui teknologi, seperti AI, otomatisasi layanan pelanggan, dan big data.
  2. Investasi pada talenta digital yang berperan menciptakan inovasi, bukan hanya untuk fungsi operasional.
  3. Kolaborasi dengan UMKM dan mitra lokal untuk memperluas jangkauan sekaligus dampak ekonomi.
  4. Kebijakan pemerintah yang adaptif, termasuk insentif transformasi digital dan perlindungan sosial bagi pekerja terdampak.

Baca Juga: Disney PHK Ratusan Karyawan Global, Fokus Pangkas Biaya dan Perkuat Streaming

Menutup pernyataannya, Hilmi menegaskan bahwa idEA akan terus mendorong dialog yang konstruktif antara pelaku usaha, regulator, dan publik.

Tujuannya agar transisi menuju ekosistem digital yang berkelanjutan bisa berjalan inklusif dan produktif bagi semua pihak.

“Ekosistem digital tidak boleh hanya tumbuh dalam angka, tapi juga harus berdampak luas bagi masyarakat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×