Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) melihat permasalahan rapuhnya sistem ketenagalistrikan Indonesia menjadi penyebab terjadinya blackout pada Minggu (4/8) kemarin. Sistem listrik di Indonesia memang cukup kompleks.
Ketua Umum PII Heru Dewanto memaparkan sistem jaringan listrik Indonesia itu berupa kombinasi sistem besar (150-500 KV), sistem menegah (20-70 KV), sistem kecil tegangan rendah (220 V) dan sistem isolated.
Baca Juga: Akibat listrik padam, Omzet pedagang Tanah Abang turun drastis
“Bayangkan semuanya harus melistriki lebih dari 17.500 pulau yang tersebar di seluruh nusantara,” kata Heru dalam siaran pers yang diterima KONTAN.
Parahnya lagi, kata Heru, sistem kelistrikan yang kompleks ini bergantung hanya pada satu institusi saja, yaitu PLN. Oleh karenanya, PLN yang kuat, sehat dan digdaya adalah syarat mutlak.
“Ibaratnya jangan sampai PLN batuk. Karena kalau sudah batuk, maka seluruh sistem dan jaringan listrik akan demam,” ujar Heru yang juga mantan CEO Cirebon Power ini.
Menurut Heru, PLN ke depan tidak mungkin lagi sendirian dalam mengurusi tantangan ketenagalistrikan di negara kepulauan seluas dan sebesar Indonesia. Kalau akar masalah tidak diselesaikan maka kejadian blackout seperti kemarin akan bisa terjadi lagi.
Baca Juga: Kejadian blackout juga lazim terjadi di negara maju
Heru mengatakan saat ini adalah waktunya pemerintah mengkaji ulang struktur pasar ketenagalistrikan. Apalagi disruptive technology telah tiba, seperti rooftop revolution, distributed generation, electric vehicles, energi baru dan terbarukan.
“Semua itu akan melahirkan generasi prosumer, produsen yang juga consumer. Karenanya, opsi seperti vertical dan/atau horizontal unbundling misalnya layak untuk dikaji lagi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News