Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ratusan penumpang Lion Air di sejumlah bandara seperti di Bandara Soekarno Hatta, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, dan Ngurah Ray Bali, terlantar sejak Minggu (1/9/2013) hingga hari ini, Senin (2/9/2013). Penumpang telantar karena pesawat mengalami penundaan penerbangan (delay).
Meski keterlambatan berlangsung berjam-jam lamanya, pihak Lion Air belum memberikan jawaban soal alasan tertundanya penerbangan tersebut. Berbagai spekulasi pun muncul, ada yang mengatakan Lion kekurangan kru, hingga para pilot yang dikabarkan melakukan aksi mogok kerja karena gaji mereka belum dibayar.
Seorang sumber yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, delay yang dialami pesawat Lion Air, ternyata terkait terpuruknya mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sang sumber yang merupakan pilot senior di sebuah maskapai penerbangan nasional mengungkapkan, hal itu disebabkan para pilot asing yang dipekerjakan oleh Lion enggan dibayar dengan Rupiah.
"Mereka enggak mau dibayar pakai Rupiah yang terus anjlok. Mereka (pilot asing) maunya dibayar pakai dolar AS," ujar sang sumber seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Sementara itu pihak Lion Air enggan membayar para pilot asing itu dengan dolar AS, hal itu dikarenakan akan berdampak sangat besar terhadap keuangan perusahaan. Akibatnya, lanjut si sumber, para pilot asing mogok dan pulang ke negara mereka masing-masing, dan tak mau mengemudikan pesawat Lion Air, sebelum dibayar dengan uang dolar AS.
“Jumlahnya sekitar 45 orang (pilot asing yang minta dibayar dengan dolar AS). Jelas saja itu sangat mempengaruhi operasional Lion,” tuturnya.
Edward Sirait, Direktur Umum Lion Air, tak mengangkat telepon saat Tribunnews.com beberapa kali berusaha mengonfirmasi kebenaran cerita yang diungkapkan sang sumber tadi. (Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News