Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Pindad semakin serius menjajaki kerjasama dengan pelaku industri pertahanan Jepang. Upaya ini merupakan tindak lanjut kerjasama pertahanan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang yang ditanda tangani pada 23 Maret 2015.
Silmy Karim, Direktur Utama PT Pindad (Persero) mengatakan, pihaknya sedang melakukan upaya menindaklanjuti MOU antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang terkait kerjasama di bidang pertahanan.
“Kerjasama itu ditanda tangani oleh Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu dengan Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani,” kata Silmy kepada KONTAN via WhatsApp, Kamis (27/8).
Sayangnya, Silmy belum mau menyebutkan sejumlah perusahaan asal negeri Sakura yang sedang coba didekati. “Yang jelas salah satunya termasuk penjajakan kemungkinan mesin Hino untuk produk-produk Pindad ke depan,” ujar Silmy yang saat ini masih berada di Tokyo.
Menyangkut ekspansi PT Pindad untuk memasuki bisnis produksi alat berat untuk keperluan sipil, akhirnya mulai ada titik terang. Silmy mengatakan, Pindad akan meluncurkan excavator pada September mendatang. “Detailnya nanti tunggu setelah peluncuran,” pungkas Silmy.
Rencana PT Pindad mulai memproduksi alat berat untuk keperluan sipil muncul sejak BUMN yang bergerak dalam produksi senjata militer tersebut membikin excavator dengan kapasitas angkut hingga 20 ton.
Waktu itu, Silmy mengatakan ide membuat excavator sudah tercetus sejak pertama dia menjadi direktur utama perseroan sejak beberapa bulan lalu. Menurutnya, jika PT Pindad sudah bisa bikin hydraulic untuk kapal dan pelabuhan, seharunya juga bisa memproduksi excavator.
Kemudian tim Pindad bekerja membuat excavator tersebut. Silmy lalu bercerita kepada Menteri Perindustrian, Menteri Bappenas, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat. Pembuatan excavator terus dibuat dan pada akhir Mei prototype sudah selesai. Silmy mengaku telah melaporkan hal ini kepada Menteri BUMN Rini Soemarno.
Langkah PT Pindad memproduksi excavator menandai perusahaan ini masuk ke bisnis alat berat. Sebelumnya perusahaan telah berkecimpung di lini usaha senjata, munisi, kendaraan Khusus (tank, panser), tempa dan cor, mesin industri dan jasa, serta bahan peledak komersial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News