kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,32   -12,18   -1.32%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN catat penjualan tenaga listrik Rp 194,4 triliun di kuartal III-2018


Rabu, 31 Oktober 2018 / 09:46 WIB
PLN catat penjualan tenaga listrik Rp 194,4 triliun di kuartal III-2018
ILUSTRASI. ANTISIPASI PEMADAMAN LISTRIK BERGILIR


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) telah menerbitkan laporan keuangan kuartal III 2018. Dalam laporan keuangan yang dirilis Selasa (30/10) ini tercatat laba perusahaan sebelum selisih kurs pada triwulan III tahun 2018 sebesar Rp 9,6 triliun atau meningkat 13,3% ketimbang tahun lalu dengan perolehan Rp 8,5 triliun.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id. pada Rabu (31/10) perusahaan menyatakan kenaikan laba ini ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batubara.

Nilai penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan menjadi Rp 194,4 triliun. Sementara untuk volume penjualan sampai September 2018 sebesar 173 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,87% dibanding dengan tahun lalu sebesar 165,1 TWh. 

"Perusahaan saat ini terus mempertahankan tarif listrik tidak naik, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan agar bisnis serta industri semakin kompetitif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," tegas I Made Suprateka Executive, Vice President Corporate Communication & CSR, Rabu (31/10).

Jumlah pelanggan pada kuartal 3 2018 mencapai 70,6 juta atau bertambah 2,5 juta pelanggan dari akhir tahun 2017, sehingga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 95,07% pada 31 Desember 2017 menjadi 98,05% pada 30 September 2018. Capaian rasio elektrifikasi ini telah melebihi target tahun 2018 yang dipatok sebesar 96,7%.

Perusahaan mengaku biaya operasi yang didominasi oleh beban bahan bakar masih terkendali, terutama karena adanya kebijakan Pemerintah DMO harga batubara untuk sektor kelistrikan yang telah berjalan efektif.

Tak hanya itu, sejalan dengan komitmen PLN untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, penggunaan listrik dari pembangkit energi terbarukan atau renewable energy juga semakin meningkat seperti dengan beroperasinya Wind Power Plant 75 mw di Sulawesi Selatan.

Ia menambahkan PLN juga melakukan reprofiling atas pinjaman sehingga didapatkan pinjaman baru dengan tingkat bunga yang cukup rendah dan jatuh tempo lebih panjang menjadi 10 hingga 30 tahun.

Sejalan dengan kemajuan program 35 GW, maka sejak Januari 2015 sampai September 2018 PLN telah menanamkan dana investasi sebesar Rp248 triliun, pada periode yang sama peningkatan jumlah pinjaman hanya sebesar Rp148 triliun atau 60% dari total Investasi. 

"Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan dana internal PLN masih sangat memadai yaitu sekitar 40% atau Rp100 triliun dari seluruh kebutuhan Investasi tersebu," katanya.

Meskipun sebagian besar pinjaman PLN masih akan jatuh tempo pada 10-30 tahun mendatang, namun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku dan hanya untuk keperluan pelaporan keuangan maka pinjaman Valas tersebut harus diterjemahkan (kurs) kedalam mata uang rupiah sehingga memunculkan adanya pembukuan rugi selisih kurs yang belum jatuh tempo sebesar Rp 17 triliun.

PLN mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 18,50 triliun di akhir September 2018, sementara di periode tahun sebelumnya PLN masih memiliki laba Rp 3,04 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×