Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), subholding PT PLN (Persero) meneken joint development agreement (JDA) dengan Indokorea Gas Consortium dalam merealisasikan gasifikasi pembangkit listrik untuk kluster Nusa Tenggara melalui pengembangan infrastruktur midstream liquefied gas (LNG) di wilayah Nusa Tenggara.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan pihaknya telah memulai proyek gasifikasi di kluster Nusa Tenggara sebagai bagian dari upaya transisi energi yang direncanakan pada strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Sebesar 25% pasokan listrik akan bersumber dari pembakit gas.
"Gasifikasi ini merupakan implementasi dari ARED dengan tujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi masyarakat setempat," kata Darmawan dalam siaran pers, Kamis (28/3).
Sementara itu, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso mengatakan, kemitraan ini menjadi langkah signifikan dalam memajukan infrastruktur midstream LNG di Nusa Tenggara Barat dan Timur.
Baca Juga: PLN dan China Energy Kerja Sama Pengembangan Energi Hijau di Sulawesi
Menurut Adi, proyek ini sangat penting untuk mendorong transisi energi di PLN yang sekaligus upaya efisiensi melalui konversi bahan bakar diesel ke gas. Ke depan, dengan terjalinnya kerja sama ini mendorong penyelesaian pembangunan infrastruktur midstream LNG bisa tepat waktu sehingga realisasi pengurangan emisi dan efisiensi segera terwujud.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara menambahkan, pengembangan infrastruktur midstream LNG di wilayah Nusa Tenggara akan melibatkan enam lokasi di Pulau Lombok, Sumbawa, Flores, dan Timor dengan total kapasitas 377 MW di tahap pertama.
Lebih lanjut, pembangunan infrastruktur midstream LNG di wilayah Timur Indonesia, termasuk Nusa Tenggara, akan membantu mengurangi ketergantungan pada BBM dan mendukung pengembangan energi terbarukan melalui fasilitas midstream LNG yang dikelola oleh PLN EPI bersama mitra.
Direktur PT Prima Osean Nusantara Pieters Adyana Utomo menambahkan, kerja sama ini tentunya menyoroti pentingnya peran gas dalam transisi energi, terutama mengingat Indonesia memiliki cadangan gas yang melimpah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News