Reporter: Petrus Dabu | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berseteru dalam urusan penyaluran gas bumi melalui pipa ke Bekasi. PLN meminta PGN lebih dulu memenuhi kebutuhan gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muaratawar, Bekasi, sebelum menyalurkan ke perusahaan lain. Tapi, PGN punya keinginan lain.
Mula buka pertikaian antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini adalah pengalihan (swap) gas dari Lapangan Grissik jatah PLN dengan lapangan Gajah Baru di Natuna. Sampai sampai saat ini, swap itu belum terealisasi. Bahkan ada kabar jatah gas PLN sebesar 40 mmscfd akan dialihkan ke PT Krakatau Steel.
Belakangan tersiar kabar, Krakatau membatalkan transaksi itu karena ketidakcocokan harga. PT Bekasi Power kabarnya akan membeli dari PGN. "Mereka sudah menyurati Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas)," kata Suryadi Mardjoeki, Kepala Divisi Minyak dan Gas PLN, kepada KONTAN, Minggu (8/7).
Kabar penjualan gas ke Bekasi Power ini membuat PLN meriang. Menurut Suryadi, PLN keberatan jika benar jatah gasnya dialihkan ke Bekasi Power. "Kalau ke Bekasi Power bisa, mengapa ke PLN yang juga letak pembangkitnya di Bekasi tidak bisa? Ini ada apa?" kata Suryadi. Heri Yusuf, Sekretaris
Perusahaan PGN bilang, PGN tidak bisa mengalirkan permintaan swap gas PLN karena pipa transmisi yang dioperasikan PGN tidak bisa memenuhi pola konsumsi gas PLN yang berfluktuasi.
"Harus stabil tidak bisa naik turun dalam hitungan hari," katanya. Kondisi ini, menurut Heri, membuat PGN tak bisa mengalirkan gas dari Lapangan Grissik jatah PLN. Itu pula yang membuat PLN belum mendapatkan pasokan gas sebesar 40 mmscfd. Padahal, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik sudah merestui swap gas itu pada Oktober 2011.
Sebelumnya BP Migas mengatakan, molornya realisasi swap gas karena pipa dan meteran PGN di Muara Bekasi penuh sebesar 530 mmscfd. "Sebetulnya pipa dan meteran kami bisa menampung gas itu. Tapi harus stabil," ujar Heri. PLN berdalih, fluktuasi penggunaan gas itu sekadar mengikuti tingkat konsumsi masyarakat. Alhasil, kebutuhan gas PLTGU Muaratawar pun naik turun.
Gde Pradnyana, Kepala Divisi Humas BP Migas, mengatakan belum mendengar kabar pengalihan gas ke Bekasi Power. "Saya belum tahu," ujarnya, Minggu (8/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News