Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses tender ulang untuk dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Barat dan Bali Timur telah dimulai oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejak Maret lalu dengan estimasi nilai investasi masing-masing proyek melampaui US$ 20 juta.
Hal ini diungkapkan Pelaksana tugas Direktur Utama PLN Djoko Abumanan ketika dihubungi Kontan.co.id Jumat siang (14/6). Adapun estimasi nilai proyek PLTS Bali Barat sebesar US$ 22,23 juta. "Bali Timur sebesar US$ 21,3 juta," sebut Djoko.
Proyek pembangkit yang masing-masing berkapasitas 25 MegaWatt (MW) ini mengadopsi metode pemilihan langsung dan skema Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT).
"Durasi kontrak kedua proyek 20 tahun," ungkap Djoko. Lebih jauh Djoko bilang PLTS Bali Barat memiliki titik interkoneksi dengan Gardu Induk (GI) Negara dan GI switching di Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Gilimanuk-Negara. Sementara PLTS Bali Timur memiliki titik interkoneksi dengan GI Kubu 150 kv.
Sayangnya ketika ditanya seputar alasan tender ulang, Djoko enggan memberikan jawaban secara gamblang. "Alasan pemerintahan, yang kemarin gagal dan sesuai RFP PLN berhak melakukan re-tender," jelas Djoko.
Adapun batas pengumpulan dokumen penawaran oleh perusahaan peserta lelang pada 1 Agustus 2019 mendatang. Kedua proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2021 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News