Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumatra Selatan (Sumsel) 9 dan 10 terancam gagal. Tender yang dilaksanakan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejak November 2012 itu hingga kini belum juga menentukan pemenang.
Proyek PLTU Mulut Tambang 9 berkapasitas 1.200 megawatt (MW), sedangkan Mulut Tambang 10 sekitar 600 MW. Kedua proyek yang bernilai US$ 3,5 miliar ini nantinya bisa mengalirkan listrik dari Muara Enim, Sumatra Selatan ke Jawa.
Murtaqi Syamsudin, Direktur Manajemen Bisnis dan Risiko PLN mengatakan bahwa kendala utama proyek ini bukan lagi soal pembangunan pembangkit, tapi ketidakpastian penyaluran transmisi arus searah atau high voltage direct current (HVDC) lantaran ketiadaan dana. "Dana untuk proyek transmisi ini sebesar US$ 2,1 miliar," katanya ke KONTAN akhir pekan lalu.
Jarman, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui, memang ada kendala dalam pengadaan transmisi tersebut.
"Kendalanya tinggal transmisi saja. Kami masih kurang dana, nanti kami cari lagi dananya. Sedangkan pendanaan tahap I dan tahap II sudah beres dan tambahan dana tinggal dimasukkan ke dalam blue book (pinjaman dari luar negeri)," katanya, akhir pekan lalu.
Catatan saja, untuk proyek tahap I, pemerintah sudah mendapat pinjaman dari Jepang senilai US$ 1,1 miliar. Tahap II dengan skema yang sama sebesar US$ 1 miliar baru bisa cair 2016. Makanya, PLN dan pemerintah sedang mencari dana tambahan.
Murtaqi bilang, dana tersebut untuk menarik transmisi HVDC sebesar 3.000 MW dari Muara Enim ke Jawa Barat. Lantaran dana terbatas, PLN bersedia bermitra dengan pihak ketiga untuk proyek ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News