kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN sudah MoU jual listrik ke sembilan pelanggan smelter di Sulawesi


Rabu, 15 Mei 2019 / 13:42 WIB
PLN sudah MoU jual listrik ke sembilan pelanggan smelter di Sulawesi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengincar pasar smelter guna meningkatkan serapan dan penjualan listrik. Wilayah Sulawesi, menjadi andalan PLN untuk meraih peluang tersebut karena di tanah Celebes itu, banyak pabrik pemurnian dan pengolahan mineral yang sudah dan tengah didirikan.

"Betul, untuk smelter ini, (wilayah) Sulawesi memang menjadi andalan," Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5).

Yuddy mengungkapkan, saat ini PLN baru melayani tiga smelter yang berada di daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Untuk ketiga pelanggan tersebut, PLN memasok setrum sebesar 73,1 Mega Volt Ampere (MVA).

Hingga tahun 2022, sambung Yuddy, PLN telah memiliki nota kesepahaman atau Memmorandum of Understanding (MoU) dengan sembilan pelanggan. Wilayahnya tersebar di daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan dengan total daya 2.028,5 MVA.

Yuddy merinci, proyeksi pasokan listrik akan diantarakan pada tiga pelanggan mulai tahun 2020 dengan daya 453 MVA. Berlanjut pada tahun 2021 kepada tiga pelanggan dengan daya 794,5 MVA, serta tahun 2022 dengan tiga pelanggan berdaya 779 MVA.

Dihubungi terpisah, Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN Syamsul Huda mengatakan bahwa secara keseluruhan potensi beban listrik dari smelter di Regional Sulawesi tercatat sebesar 4.308 MVA. Jumlah tersebut, kata Huda, sekitar 34% dari total potensi listrik di smelter yang sebesar 13.031 MVA.

"Potensi smelter akan dilayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan, khusus di Regional Sulawesi, potensi smelter terbesar ada di Sulawesi Tenggara," kata Huda.

Jumlah smelter yang berlokasi di Wilayah Sulawesi memang terbilang dominan, khususnya untuk komoditas nikel. Berdasarkan data Kementerian ESDM, dari 21 smelter nikel yang telah beropeasi maupun tengah dalam proses pembangunan, 15 di antaranya berada di Sulawesi.

Kendati demikian, tak semua smelter memakai listrik dari PLN. Sebab, ada juga smelter yang berada di kawasan industri yang memiliki pembangkit untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, seperti di Kawasan Industri Morowali. "Ada pembangkit untuk memenuhi kebutuhan sendiri, jadi untuk smelter di Kawasan Industri Morowali listriknya bukan dari PLN," terang Huda.

Di sisi lain, untuk mengimbangi permintaan dan menjaga keandalan pasokan listrik, pembangkit listrik di wilayah Sulawesi pun tengah disiapkan. Huda menyampaikan, pada tahun PLN di wilayahnya memiliki prioritas untuk membangun infrastruktur kelistrikan seperti transmisi dan gardu induk dengan 1.112 kilometer sirkuit (kms)/240 MVA.

Selain itu, ada juga tambahan pembangkit yang ditargetkan bisa beroperasi atau Commercial Operation Date (COD), yang pada tahun 2019 ini direncanakan bisa mencapai 321 MW.

Huda merinci, pembangkit tersebut terdiri dari PLTU Gorontalo FTP-1 berkapasitas 50 Megawatt (MW), PLTU Ampana (6 MW), PLTMG Luwuk (40 MW), PLTU Kendari Ekspansi (10 MW), PLTMG Bau bau (30 MW), IPP PLTU Kendari 3 (100 MW), IPP PLTB Tolo (60 MW), IPP PLTS Likupang (15 Mvac), dan IPP PLTS Isimu (10 Mvac).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×