Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can
JAKARTA. Perusahaan listrik PT PLN terus berusaha meningkatkan rasio elektrifikasi (tingkat penyambungan setrum) secara nasional. Di antara proyek yang mereka andalkan adalah proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Aceh.
Juru Bicara PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, proyek PLTA yang sedang dikembangkan di Aceh adalah Peusangan 1 berkapasitas 2 x 22,5 megawatt (MW), dan Peusangan 2 berkapasitas 2 x 21,5 MW di Takengon.
Dua proyek yang pekerjaan sipilnya ditandatangani pada 18 Maret 2011 itu baru akan beroperasi kuartal IV-2015. Namun, kedua proyek tersebut akan mengurangi konsumsi BBM secara signifikan. "Penghematan yang didapat dibandingkan memakai BBM sebesar Rp 1,2 miliar per tahun," ujar Bambang, akhir pekan lalu.
Sebagian besar pendanaan proyek yang studinya dilakukan sejak tahun 1970 itu berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai Rp 2,6 triliun. Sementara, total biaya proyek sekitar Rp 2,96 triliun.
Menurut Bambang, selain penghematan biaya yang besar, keberadaan PLTA Peusangan akan meningkatkan keandalan pasokan di wilayah Sumatra Utara dan Aceh melalui sistem transmisi 150 kV.
Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Nasri Sebayang mengungkapkan, saat ini ada PLTA dengan total kapasitas mencapai 2.358 MW yang memasuki tahap konstruksi dan pengadaan. Sebanyak 1.204 MW di antaranya merupakan bagian proyek percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap kedua. "Sisanya, sebanyak 1.154 MW di luar proyek 10.000 MW," katanya.
Beberapa proyek yang masuk pembangkit 10.000 MW adalah PLTA Jawa Barat 1.000 MW, Asahan-3 174 MW, dan Simpang Aur 30 MW. Di luar 10.000 MW itu terdapat delapan PLTA dengan kapasitas 695 MW, yakni Poso 195 MW, Wampu 45 MW, Peusangan-2 88 MW, Genyem 20 MW, Malea 90 MW, Bontobatu 100 MW, Jatigede 110 MW, dan Rajamandala 47 MW.
PLN juga sedang menggarap proyek PLTS di Pulau Miangas, Sulut dan Pulau Sebatik, Kaltim. Proyek PLTS Miangas berbiaya Rp 5,02 miliar yang dananya bersumber dari Anggaran PLN (APLN). Daya yang dibangkitkan 85 kilowatt (kW) saat beban puncak.
PLN juga akan membangun PLTS di Pulau Sebatik, Kalimantan Timur dengan daya 340 kW saat beban puncak. Pendanaan proyek itu bersumber dari APLN senilai Rp 11,33 miliar. "Penghematan yang didapat Rp 0,3 miliar per tahun," ujar Nasri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News