kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

PLN: Transisi Motor Listrik Perlu Ditopang Sejumlah Infrastruktur Pendukung


Rabu, 02 November 2022 / 18:23 WIB
PLN: Transisi Motor Listrik Perlu Ditopang Sejumlah Infrastruktur Pendukung
ILUSTRASI. Motor listrik


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transisi dari motor berbahan bakar fosil ke motor listrik dianggap masih memerlukan banyak waktu, Salah satunya adalah infrastruktur yang mumpuni.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, salah satu infrastruktur yang diperlukan ialah sistem swap battery (tukar baterai). Sistem ini untuk membantu memangkas waktu pengisian baterai.

Secara manual pengisian baterai hingga penuh membutuhkan waktu satu jam hingga dua jam. Sedangkan, lewat teknologi tukar baterai ini diakui Darmawan hanya membutuhkan waktu dua menit hingga tiga menit untuk mengganti baterai yang sudah habis dengan baterai yang sudah terisi penuh. Maka itu teknologi tukar baterai ini cocok digunakan bagi pengendara ojek.

“Selain itu, juga diperlukan suatu infrastruktur untuk nge-charge motor listrik baik itu di rumah maupun di jalan-jalan maka diperlukan kerja sama untuk membangun stasiun pengisian baterai ini,” kata Darmawan di JCC, Senayan pada Rabu (2/11).

Baca Juga: PLN dan ION Mobility Kerja Sama Bangun 100 unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU)

Di sisi lain, Darmawan menyatakan, diperlukan suatu sistem digital agar semua aspek bisa berjalan lancar, baik itu proses pengisian, pembayaran, membership, dan lainnya.

“Di sini diperlukan suatu kerja sama untuk pembangunan infrastruktur, baik itu infrastruktur fisik maupun digital,” jelas dia.

Perubahan yang ada dengan transisi ini, dikatakan Darmawan juga harus memperhatikan kemudahan bagi pelanggan yang menggunakan.

PLN saat ini telah menjalankan kerja sama pembangunan SPKLU maupun SPLU dengan sistem kemitraan melalui franchising bersama dengan pihak-pihak yang memiliki lokasi yang strategis.

“Dalam hal inilah kita menjadi cara mengembangkan SPKLU secara cepat. Kalau di mal kan strategis, bank strategis, perkantoran juga strategis. Jadi kita mengembangkan baik itu miliknya PLN maupun milik publik,” kata Darmawan.

Tidak hanya dari aspek teknis, PLN juga bersama-sama membahas sisi bisnis karena proses transisi juga memunculkan peluang bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×