Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diberi mandat untuk membangun transmisi dalam megaproyek kelistrikan sebesar 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah.
Dalam paparan satu tahun kinerja Kementerian BUMN, status kemajuan pembangunan transmisi PLN hingga September 2015 baru mencapai 922 kilo meter (km). Padahal target tahun 2015 mencapai 4.717 km.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengatakan hingga akhir tahun perseroan masih optimis target tersebut bisa tercapai. PLN pun telah berusaha untuk bisa membangun transmisi mulai dari kapasitas 500 kv, 275 kv, 150 kv hingga 70 kv.
"Tahun ini selesai, mudah-mudahan tahun ini selesai," kata Sofyan pada Senin (26/10).
Menurut Sofyan, PLN seringkali menemui kendala untuk bisa membangun transmisi. Masalah klasik yang ditemui adalah pembebasan lahan milik masyarakat. Sementara itu, UU Nomor 2 Tahun 2012 tidak bisa digunakan untuk membebaskan lahan tersebut seperti layaknya proyek pembangkit listrik.
"Undang-undang itu hanya untuk pembebasan lahan di atas 5 hektar. Transmisi kan cuma 100 meter, itu yang sulit,"ujar Sofyan.
Sekretaris Perusahaan PLN, Adi Supriono menambahkan ada beberapa permasalahan lainnya yang membuat pembangunan proyek transmisi tersendat. Salah satunya adalah kendala teknis di lapangan seperti transmisi antar menara yang tidak bisa tersambung.
"Misalnya kami sudah membangun sepanjang 200 km, tapi ada tiga tower yang tidak tersambung sehingga 200 km tersebut tidak bisa ditulis. Pembangunan transmisi yang seperti ini termasuk ke dalam target tahun ini. Kalau itu diselesaikan angkanya bisa langsung loncat,"ungkap Adi pada KONTAN Senin (26/10).
Selain dua masalah tersebut, Adi juga mengaku PLN kesulitan menghadapi masyarakat yang menolak tempat tinggal atau lahannya dilewati transmisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News