kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLTU Batang ditargetkan beroperasi mulai 2019


Kamis, 09 Juni 2016 / 14:22 WIB
PLTU Batang ditargetkan beroperasi mulai 2019


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang dengan kapasitas 2x1.000 megawatt (MW) ditargetkan beroperasi pada 2019 mendatang. Saat ini, proyek tersebut sudah memasuki tahapan financial close atawa kepastian pembiayaan proyek.

Presiden Joko Widodo juga secara langsung menyaksikan peresmian financial close atawa kepastian pembiayan untuk proyek pembangunan PLTU Batang yang digelar di Istana Negara pada Kamis (9/6).

Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur mengatakakan (KPPIP) mengatakan, pencapaian proyek PLTU ini merupakan komitmen pemerintah baik pusat daerah untuk membantu investor dalam membantu penyelesaian kendala pembangunan. Sebab, persoalan utama yang membelit pelaksanaan proyek yakni pengadaan lahan.

"Penyelesaian pendanaan atau financial close proyek PLTU Jawa Tengah yang diresmikan hari ini merupakan buah kerja sama yang erat antara pemerintah dan badan usaha, baik dari Indonesia dan Jepang dengan dukungan perbankan," kata Darmin, Kamis siang.

PLTU ini akan dibangun oleh PT Bhimasena Power Indonesia dengan investasi US$ 4,2 miliar dengan skema kerja sama pemerintah swasta. Dari total investasi tersebut Japan Bank for International Cooperation merupakan penyedia pinjaman terbesar senilai US$ 2,05 miliar.

"Dengan telah tercapainya financial closing ini, pembangunan fisik proyek dapat segera dimulai dengan target operasional pada 2019," kata Darmin.

Presiden Jokowi dalam sambutannya mengatakan, persiapan pembangunan PLTU Batang sejatinya telah dimulai sejak lama, yakni pada 2006 silam. Proyek ini tidak bisa berjalan lantaran sesuai rencana karena terkendala pembebasan lahan.

"Sempat ditanyakan ke saya bagaimana jalan keluarnya, saya berjanji enam bulan akan dicoba untuk diselesaikan," kata dia. Namun, Jokowi mengakui persoalan di lapangan tidaklah kecil sehingga waktu enam bulan tidak cukup untuk menyelesaikannya.

Jokowi memperlukan tambahan waktu enam bulan lagi untuk menuntaskan persoalan pengadaan lahan. "Kalau saya ceritakan sehari tidak akan selesai, rumit," kata dia.

Menurut Jokowi, telah dicapainya tahapan financial close, diharapkan target penyelesaian pembangunan pada 2019 bisa diwujudkan perusahaan. 

"Sekarang gantian, pemerintah sudah selesaikan masalah, dan saya minta investor tidak boleh mundur, tahun 2019 sesuai janji dan akan saya ikuti terus dan saya akan cek dua-tiga kali ke lapangan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×