kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLTU batubara akan dipensiunkan, ini respons APBI


Kamis, 04 November 2021 / 16:48 WIB
PLTU batubara akan dipensiunkan, ini respons APBI
ILUSTRASI. PT PLN (Persero) melakukan sejumlah strategi untuk memastikan ketersediaan pasokan batu bara untuk kebutuhan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLTU batubara akan dipensiunkan, ini respons APBI.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah akan mempensiunkan PLTU batubara untuk mengejar target carbon neutral pada 2060. Adapun kabar terbaru, Asian Development Bank (ADB) siap membantu Indonesia dan Filipina untuk mempensiunkan 50% Pembangkit Listrik batubara 10 tahun hingga 15 tahun ke depan. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan, pada dasarnya anggota APBI mengikuti kebijakan pemerintah. Pihaknya saat ini belum menyiapkan langkah khusus untuk mengantisipasi pemensiunan PLTU bertenaga batubara ke depannya. 

"Saat ini kami melihat outlook bisnis batubara masih bagus sehingga masih melaksanakan produksi dan memanfaatkan tingginya permintaan seperti biasanya.Tetapi kalau memang kebijakan pemensiunan PLTU batubara mau dipercepat kita ikut aja," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11). 

Saat ditanya langkah antisipasi berupa memperdalam atau menambah pasar baru di luar negeri, Hendra menjawab, pasar baru ekspor tidak banyak karena beberapa negara sudah gencar melakukan transisi energi. 

Baca Juga: Pemerintah tetapkan harga batubara untuk semen dan pupuk US$ 90 per ton

Namun, menurutnya beberapa negara yang masih membutuhkan batubara juga akan terus mencari pasar. Hendra mengatakan, meskipun saat ini banyak isu negatif yang membahas batubara, impor sejumlah negara seperti Tiongkok, India, hingga Jepang masih terus meningkat. 

Menurut catatan Kontan.co.id, meskipun Indonesia sudah berencana mempensiunkan PLTU batubara dan meningkatkan bauran energi terbarukan (EBT), konsumsi batubara untuk pembangkit listrik akan tetap berkontribusi signifikan.

Melansir paparan PLN sebelumnya di dalam Webinar diseminasi RUPTL PLN 2021-2030, proyeksi kebutuhan bahan bakar batubara sampai dengan 2030 akan mencapai 153 juta ton. 

Perinciannya, kebutuhan batubara di 2021 sebesar 111 juta ton. Kemudian terjadi tren kenaikan mulai dari 2022 sebesar 115 juta ton hingga di 2024 menjadi 131 juta ton.Namun, di 2025 proyeksi kebutuhan batu bara sempat turun menjadi 124 juta ton. 

Baca Juga: Agar bisa pensiunkan PLTU Batubara, pemerintah butuh dana sebesar US$ 30 miliar

Berlanjut, pada 2026 kebutuhan batubara menjadi 131 juta ton, lalu 2027 naik menjadi 137 juta ton, 2028 menjadi 141 juta ton, kemudian di 2029 menjadi 147 juta ton, dan 2030 naik menjadi 153 juta ton. 

Adapun proyeksi kebutuhan batubara ini seiring dengan pola pertumbuhan pembangkitan yang ada. Kebutuhan bahan bakar gas dan batubara masih tumbuh secara beban dikarenakan masih adanya proyek on going yang sedang berjalan di sisi pembangkit-pembangkit termal walaupun sudah menambahkan pembangkit EBT di dalam sistem PLN.

Selanjutnya: Ekonomi kuartal III-2021 diproyeksi hanya tumbuh 3%, ini kata CELIOS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×