Reporter: Petrus Dabu | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bernafas lega. Kekurangan pasokan gas di dua pembangkitnya yaitu PLTU Muara Karang dan PLTU Tanjung Priok akhirnya bakal teratasi, setelah PLN mendapat kepastian pasokan dari PT Badak Natural Gas Liquefaction, Bontang, Kalimantan Timur sejumlah 200 Billion British Thermal Unit (bbtu).
Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji menyebut, gas dari Bontang itu berupa gas alam cair (LNG) yang akan kembali digaskan (regasifikasi) di Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Muara Karang di Teluk Jakarta. FSRU yang dibangun PT Nusantara Regas, perusahaan patungan PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT Pertamina (Persero) itu akan selesai dibangun pada Februari 2012. Dan rencananya akan beroperasi penuh secara komersil pada akhir Maret atau awal April 2012.
Nur bilang, dengan beroperasinya FSRU tersebut, maka pasokan gas ke kedua pembangkitnya yaitu PLTU Muara Karang dan PLTU Tanjung Priok akan terpenuhi. Total kebutuhan gas di kedua pembangkit tersebut sebanyak 320 bbtu dan saat ini baru terpenuhi sebesar 120 bbtu dari PT Pertamina Hulu Energi. ”Tambahan 200 bbtu untuk dua pembangkit itu sudah cukup,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (21/11).
Menurutnya, PLN membeli LNG dari Bontang ini seharga 11% dari Indonesia Crude Price (ICP). “Jadi harganya tidak fix,” ujarnya.
Dengan adanya pasokan gas dari Bontang ini, PLN tidak lagi akan menggunakan BBM di kedua pembangkitnya itu. Dengan begitu, bisa menghemat sebesar US$ 3 juta per hari. "Itulah penghematanya untuk di Muara Karang dan Tanjung Priok,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News