kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLTU Pangkalan Susu rampung 97%


Kamis, 12 Juni 2014 / 08:14 WIB
PLTU Pangkalan Susu rampung 97%
ILUSTRASI. 5 Rahasia Kecantikan Wanita Cina yang Harus Anda Coba!


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. PT Indonesia Power menyatakan telah merampungkan 97% proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pangkalan Susu Unit 1 dan 2 di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Anak perusahaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini meyakini pembangkit listrik berkapasitas 2 x 200 megawatt (MW) ini bisa beroperasi secara komersial mulai Desember 2014.

Indonesia Power telah merancang rencana kerja atawa timeline. Pertama, pada Juli 2014, perusahaan ini akan masuk tahapan uji coba first fire dan steam blow.

Kedua, pada Agustus 2014 masuk PLTU Pangkalan Susu masuk proses admission dan sinkronisasi. Admission adalah proses memasukan uap yang dihasilkan dari broiler ke dalam turbin. Sementara sinkronisasi adalah upaya untuk menyelaraskan tegangan yang dihasilkan oleh turbin ke dalam sistem jaringan.

Ketiga, "Pada bulan September akan diadakan ujiĀ  coba reliabilitas dan performance test pada Oktober, dan operasi komersial mulaiĀ  Desember 2014," terang Hamansyah Purba, Manager Proyek PLTU Pangkalan Susu, kepada KONTAN, Rabu (11/6).

Hamansyah bilang, pengoperasian PLTU Pangkalan Susu diharapkan bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik di Sumatra Utara. Seperti kita ketahui, Sumatra Utara dilanda krisis listrik yang berlarut-larut lantaran pasokan BBM sebagai penggerak pembangkit listri tak mencukupi.

Namun, rencana realisasi operasional PLTU Pangkalan Susu masih mengalami ganjalan pembebasan lahan. Meski menampik hal ini sebagai kendala besar, Hamansyah menyatakan, dari total 105 hektare (ha) lahan proyek pembangkit listrik ini, masih tersisa 10 ha yang belum bisa dibebaskan. Dengan alasan, harga lahan yang ditentukan oleh tim penilai yang ditunjuk Indonesia Power, belum bisa diterima oleh masyarakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×