Reporter: Agus Triyono | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Setelah terkatung- katung selama hampir lebih dari 20 tahun, pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla akhirnya mulai dibangun.
Kepastian ini diberikan setelah beberapa waktu lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik menyerahkan persetujuan amandemen kontrak penjualan energi (ESC)/ kontrak operasi bersama kepada PLN dan Pertamina beberapa waktu lalu.
Nur Pamudji, Direktur Utama PLN mengatakan bahwa saat ini proyek tersebut sedang dalam proses financial close. "Semua persyaratan financial closing sudah selesai, Jumat ini akan dilakukan dan rencananya bulan depan (red- Juni) groundbreaking pembangunan proyek tersebut sudah bisa dimulai," kata Nur di Gedung DPR, Kamis (22/5).
Proyek PLTP merupakan proyek pembangunan pembangkit listrik yang digadang- gadang akan menjadi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia. Proyek berkapasitas 3x 110 MW rencananya akan dibangun di dua lokasi.
Lokasi pertama, sebesar 220 MW akan dibangun di Silangkitang, Sumatera Utara dan ke dua yang berkapasitas 110 MW akan dibangun di Namora. Pembangunan PLTP Sarulla ini sesuai dengan ESC/ JOC yang ditandatangani oleh PLN, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Unocal North Sumatera Geothermal (UNSG) pada 27 Februari 1993 lalu sebenarnya sudah akan dibangun pada era Presiden Soeharto.
Tapi, akibat krisis ekonomi yang menghantam Indonesia pada tahun 1997- 1998 lalu, proyek tersebut tidak bisa dilanjutkan. Pada periode 2000- 2004 pemerintah sebenarnya ingin memulai proyek ini kembali.
Tapi, upaya renegosiasi yang dilakukan oleh pemerintah waktu itu mentok. Hingga akhirnya, pada 15 Januari 2004, pemerintah melalui surat persetujuan Menteri ESDM No. 0256/34/MEM.S/2004 mengalihkan pelaksanaan proyek Sarulla kepada PLN.
Wakil Presiden, Boediono beberapa waktu lalu mengatakan, jika proyek PLTP Sarulla ini selesai, Indonesia akan memetik banyak keuntungan. Salah satunya, penghematan subsidi listrik yang diperkirakan bisa mencapai Rp 4 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News