kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ponsel lokal tunda bangun pabrik


Senin, 13 Oktober 2014 / 10:15 WIB
Ponsel lokal tunda bangun pabrik
Alat berat beroperasi pada?tambang batubara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Harga Batubara Turun, Laba Bukit Asam (PTBA) Menyusut 48% di Kuartal I/2023.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA.  Niat produsen ponsel lokal merakit ponsel di dalam negeri sepertinya masih belum bisa terealisasi. Pebisnis ini malah terpaksa menunda rencana tersebut lantaran iklim investasi di Indonesia saat ini masih belum stabil.

Salah satunya merek ponsel Evercoss. Di bawah naungan PT Aries Indo Global (AIG), sebetulnya Evercoss ingin membuat smartphone alias ponsel pintar di pabrik yang berada di Semarang, Jawa Tengah. Namun, perusahaan ini terpaksa menunda produksi ponsel cerdas karena terbebani tiga hal. 

Pertama, masih adanya regulasi yang membebani perusahaan domestik dalam membuat smartphone. "Komponen masih dikenai pajak masuk, sementara barang utuh (CBU) impor justru pajak masuknya nol.4 Ini kan lucu, bagaimana kami bisa bersaing dengan ponsel impor," jelas Direktur Utama Aries Indo Global Edward Sofiananda kepada KONTAN, Jumat (10/10).

Dia berucap, sebetulnya ini adalah persoalan klasik dan pebisnis telah meminta pemerintah untuk segera menghapuskan bea masuk komponen impor. Hanya saja, pemerintah sampai saat ini belum menunjukkan itikad baik merevisi aturan ini.

Kedua, belum jelas aturan tentang insentif yang bakal diberikan pemerintah bagi pebisnis yang akan bangun pabrik di Indonesia. Dia bilang, idealnya perusahaan lokal yang ingin bangun pabrik setidaknya bisa diberikan insentif pajak, tax holiday atau sejenisnya. "Kami ini seperti anak ayam yang dilepas oleh induknya. Sementara induknya lebih sayang sama yang bukan anaknya," keluh Edward.

Belum lagi persoalan ketiga, yakni nilai tukar rupiah yang masih saja terkapar terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kondisi ini jelas bisa menimbulkan ketidakpastian terhadap bisnis ponsel. "Kami harap pemerintahan terpilih mendatang mampu mengatasi kondisi ini, yaitu bisa menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil," ungkapnya.

Sebelumnya, Evercoss siap menganggarkan Rp 1 triliun untuk bangun pabrik. Tahap pertama, akan produksi 300.000 unit per bulan dengan bujet investasi senilai Rp 300 miliar dari Rp 1 triliun. Selanjutnya, kapasitas produksi akan terus ditingkatkan secara bertahap. 

Lantaran tertunda, sampai saat ini Evercoss masih mengimpor ponsel dari China. 

Tak hanya itu, PT Hartoni Istana teknologi, pemegang merek Polytron pun belum bisa memproduksi ponsel pintar di dalam negeri. Tahun ini, pihaknya masih memproduksi ponsel fitur di pabrik Kudus, Jawa Tengah. "Semoga untuk pabrik smartphone bisa mulai akhir tahun 2014 atau selambatnya tahun 2015 nanti," ujar Santo Kadarusman, Public Relations and Marketing Event Manager Polytron kepada KONTAN.

Berdasar catatan KONTAN, sejak Desember 2013, Polytron telah memproduksi sebanyak 30.000 unit ponsel per bulan. Nah, pabrik di Kudus tersebut sejatinya sudah disiapkan untuk bisa memproduksi hingga 100.000 unit ponsel per bulan. Namun, tingginya produksi sangat bergantung dari permintaan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×