kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,53   14,22   1.56%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Popok & pembalut GG incar ekspor ke tiga negara


Senin, 23 Mei 2016 / 09:00 WIB


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Adi Wikanto

Bogor. Produsen popok dan pembalut kain PT Gee Gallery Group telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk semua produknya. Ini menjadi modal perusahaan yang berbasis di Citereup, Bogor untuk bersaing merebut pasar.

Produk dengan merek Grow with Green (GG) ini adalah ramah lingkungan karena bisa dicuci hingga 500 kali baik itu popok maupun pembalutnya. Pemilik GG, Indah Sajidin mengatakan lapisan dalam yang bisa dicuci terbuat dari microfleece yang lembut dan cepat kering. "Hal ini menghindari ruam popok bagi bayi," kata Indah di Bogor pada Jumat (20/05).

Tiap bulannya, GG bisa memproduksi 12.000 pieces dengan penjualan bersih Rp 150 juta- Rp 200 juta. Selain popok kain dan pembalut, GG juga memproduksi penampung air susu ibu (ASI) dan laundry net atau jaring untuk mencuci. "Penjualan kami pernah menembus angka Rp 500 juta per bulan saat ada isu pembalut berklorin," lanjutnya.

Sementara harga popok kain dengan empat macam model ini berada di kisaran Rp 69.000-95.000 per pieces. Untuk pembalut dari Rp 18.000- Rp 36.000 per pieces.

Meski baru menjadi perusahaan di tahun ini, GG sudah eksis sejak 2010. Selain diserap oleh pasar domestik yaitu berada di 13 distributor berpusat di pulau Jawa, produknya juga diekspor ke Malaysia. "Kami mau menyasar lagi ke Singapura, Selandia Baru, dan Amerika Serikat" terang Indah,

Kepala Badan Standar Nasional Bambang Prasetya saat mengunjungi rumah produksi GG mengatakan produk dari GG ini sangat inovatif dan aman bagi lingkungan karena bisa digunakan kembali.

"Dibandingkan dengan produk disposable, popok dari GG ini tidak menimbulkam pencemaran lingkungan. Makanya harus kita dukung," ujar Bambang di Citereup pada Jumat (20/05).

Selain di distributor, GG juga mulai melakukan penjajakan di Rumah Sakit Hermina untuk memasok popok dan pembalutnya. Lalu saat puasa, Lebaran, dan libur sekolah, Indah mengaku penjualan GG akan menurun sekitar 20-30%.

"Mereka pasti mengutamakan kebutuhan primer dulu, jadi permintaan produk GG memang berkurang," terang Indah.

Tahun ini, GG juga berencana untuk membuka gerai offline sendiri di Jakarta untuk memasarkan produknya. Indah mengaku untuk membuka gerai ini dibutuhkan dana Rp 500 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×