kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pos Gunungapi Ijen direnovasi untuk mitigasi bencana


Jumat, 22 Februari 2019 / 15:55 WIB
Pos Gunungapi Ijen direnovasi untuk mitigasi bencana


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan peremajaan dan renovasi Pos Pengamatan Gunungapi. Hal ini dilakukan sejalan dengan kebutuhan zaman, agar pengamat gunungapi mampu melaksanakan mitigasi bencana dengan baik, demikian juga dengan akurasi penyampaian informasi kepada masyarakat.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan keakuratan pemantauan dan informasi aktivitas gunungapi sangat penting untuk meminimalisir korban, baik korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal ini diungkapkan Jonan saat meresmikan Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Ijen di Dusun Panggungsari, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (22/2).

"Peremajaan ini sesuai dengan kebutuhan, di modernisasi. Tujuannya agar rekan-rekan pengamat gunungapi lebih kerasan, lebih merasa nyaman di dalam menjalankan tugas. kalau kurang nyaman nanti dikhawatirkan, output kerjaannya menurun. Akibatnya, informasi kepada masyarakat kurang cepat, laporannya tidak akurat padahal keakuratan laporan aktivitas gunungapi sangat penting," paparnya, Jumat (22/2).

Oktober 2018 silam, renovasi PGA Ijen dilakukan dengan menambah bangunan dari 1 lantai menjadi 2 lantai. Renovasi tersebut bertujuan merapikan pos pengamatan gunungapi yang memiliki konsep kerja profesional, salah satunya adalah pemisahan ruang kerja dan ruang istirahat bagi pengamat, dimana sebelumnya pos pengamatan gunungapi kebanyakan memiliki konsep rumah tinggal. PGA Ijen ini berjarak 10 kilo meter dari Gunungapi Ijen dan langsung menghadap ke kawah gunung.

Peremajaan PGA juga dilakukan menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga keberlangsungan dari kegiatan pengamatan gunungapi tidak lekang karena waktu, tidak lekang karena zaman.

"Pos pengamatannya ini harus nyaman, karena pengamat gunungapi sekarang kebanyakan lahirnya setelah tahun 1990. Anak-anak muda ini tidak pernah dalam hidupnya itu tidak nonton TV, tidak lihat handphone, kalau pos-pos pengamatan ini tidak diperbaiki mengikuti zaman, nanti ga ada yang mau jadi pengamat gunungapi. ini yang penting. Kita perbaiki semaksimal yang kita bisa," katanya.

Sekadar informasi, Gunungapi Ijen memiliki ketinggian puncak sekitar 2.386 meter di atas permukaan laut, berada di sekitar 22 kilo meter (km) sebelah Barat laut dari Kota Banyuwangi. Secara administratif termasuk ke dalam Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.

PGA Ijen pertama dibangun pada tahun 1951 – 1971 dan bertempat di Puncak Gunung Ijen. Pengamatan pada saat itu dilakukan dengan cara visual secara langsung dan alat seismometer sistem bandul. Pengamat harus berjalan 2 hari melewati hutan belantara.

Selanjutnya, tahun 1971 – 1986 Pos Pengamatan Ijen dipindah ke Desa Paltuding. Alat pengamatan seismik sistem bandul sampai tahun 1979 dan elektromagnetik dari 1979 – 1986, recorder sistem bakar, dan pengamat harus menempuh perjalanan 1 hari melewati hutan.

Pada tahun 1986 hingga saat ini, Pos Pengamatan Gunungapi Ijen berada di Desa Licin dengan jarak kurang lebih 10 km dengan akses yang mudah dan peralatan yang dipasang sudah menggunakan sistem telemetri sehingga memudahkan proses monitoring aktivitas Gunung Ijen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×