Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan furnitur Indonesia-Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Pertumbuhan diperkirakan akan terus konstan hingga tahun 2025.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, Billy Anugrah menjelaskan, hingga bulan Juni 2018, nilai ekspor produk furnitur Indonesia ke AS tercatat sebesar US$ 480 juta. Nilai ini naik 13,67% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017.
Sedangkan pada tahun 2017, nilai ekspor produk furnitur Indonesia ke AS senilai US$ 735 juta atau naik 6,16% dibandingkan tahun 2016.
"Sejak tahun lalu, pangsa pasar furnitur tumbuh secara signifikan yaitu sebesar 3,8% per tahun. Berdasarkan perkiraan bisnis dari berbagai lembaga survei pasar seperti FactMR dan Bloomberg, pasar furnitur diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 5,6% setiap tahunnya hingga 2025," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (10/10).
Furnitur merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia. Saat ini, furnitur merupakan produk ekspor terbesar ke-9 dari Indonesia ke AS. Sedangkan Indonesia merupakan eksportir produk furnitur terbesar ke-11 ke pasar AS dengan pangsa pasar sebesar 1,17% pada tahun 2017.
Berdasarkan data INATRADE Kemendag, pasar Amerika Utara merupakan pasar terbesar untuk produk furnitur. Pada tahun 2017, AS mengimpor produk furnitur sebesar US$ 62,7 miliar. Dari nilai tersebut, sebesar 54% atau sekitar US$ 33,8 miliar merupakan pasar produk furnitur berbahan dasar kayu.
Melihat peluang pasar ini, Billy terus mendorong peluang kerjasama dan keikutsertaan Indonesia dalam pameran bertaraf internasional.
Salah satunya adalah melalui pameran Casual Market 2018 yang berlangsung pada 25–28 September 2018 di Merchandise Mart, Chicago, AS. Pada pameran ini, dua perusahaan eksportir Indonesia yaitu PT Evoline Furniture Industry dan PT Indoexim International.
Dari pameran tersebut, kedua perusahaan menghasilkan transaksi potensial sebesar US$ 1 juta. Selain itu, produk tersebut juga mendapatkan trial order senilai US$ 324,48 ribu dari tujuh importir AS.
Kemudian, penetrasi pasar kayu jati dan furniture Indonesia ke AS seharusnya menjadi lebih mudah, karena kini terdapat tiga perusahaan furniture kayu jati Indonesia yang mempunyai kantor perwakilan di AS juga turut mengikuti pameran secara mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News