kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Potensi kerugian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai Rp180 triliun


Jumat, 18 November 2011 / 15:25 WIB
Potensi kerugian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai Rp180 triliun
ILUSTRASI. Kemendikbud memberikan program belajar alternatif selain tatap muka untuk pembelajaran siswa sekolah tahun 2020/2021. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.


Reporter: Harry Febrian |

JAKARTA. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Kementerian Perhubungan Kemenhub) melansir, potensi kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai Rp 180 triliun per tahun. Untuk itu, Kemenhub terus berupaya meminimalisir jumlah kecelakaan, salah satunya lewat pendidikan berlalu lintas sejak usia dini.

"Berdasarkan data dari Kepolisian RI, jumlah korban kecelakaan lalu lintas mencapai 31.234 jiwa per tahun atau 86 jiwa per hari. Dari situlah potensi kerugian didapat," kata Menteri Perhubungan EE Mangindaan di sela-sela acara Hari Peringatan Sedunia untuk Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Jakarta, Jumat (18/11).

Menurutnya, Indonesia sebagai negara berkembang telah menyatakan partisipasinya dalam upaya global menurunkan jumlah korban dan fatalitas sebesar 50% dalam waktu 10 tahun ke depan.

Hal ini sesuai dengan komitmen Indonesia dalam mengikuti Resolusi PBB no A/Res/64/255 tentang penguatan keselamatan lalu lintas global yang disahkan 2 Maret 2011 lalu.

"Penyebab kecelakaan lalu lintas, 80%-90% akibat faktor manusia. Karena itu pendidikan manusia jadi fokus utama kami dalam menekan angka kecelakaan. Salah satunya dengan program Pilar 4 tentang Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan," ujar Mangindaan.

Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso menyatakan pihaknya terus akan memperkuat sosialisasi terkait budaya keselamatan dan keamanan lalu lintas.

"Kami sudah membentuk setidaknya 14 Kelompok Masyarakat Sadar Keselamatan yang berfungsi untuk memperkuat sosialisasi terkait keamanan lalu lintas di berbagai daerah di Jawa dan Kalimantan," kata Suroyo.

Sekedar informasi, berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2004, kecelakaan lalu lintas menelan korban jiwa hingga 1,3 juta jiwa dan menduduki peringkat ke-9 penyebab kematian tertinggi di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×