Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. Akibat Premier Oil hengkang dengan menjual 41,66% sahamnya di Blok A Aceh. Operator Blok A Aceh yakni PT Medco Energi International Tbk dengan pembeli gas dari Blok A Aceh yakni PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) mengamandemen kontrak jual beli gas (PJBG) yang sudah ditandatangani pada 2007 lalu. Isnya adalah memundurkan jadwal pengiriman gas dan pengurangan pasokan.
Dalam amandemen yang segera diumumkan oleh Medco sebagai operator Blok A Aceh dan PIM itu, juga diubah soal harga yang naik, dari sebelumnya hanya US$ 6,50 per mmbtu menjadi US$ 9,45 per mmbtu. Sementara pasokan gas malah turun, dari sebelumnya 180 triliun british thermal unit (tbtu) selama 11 tahun sejak 2015 hingga 2025 menjadi 174 tbtu selama 10 tahun sejak tahun 2017-2027.
Meskipun harga gas dalam PJBG hasil amandemen mengalami kenaikan dengan volume yang menurun dan jadwal yang mundur. Direktur Komersial PIM Husni Zaki mengatakan, harga gas, jangka waktu kontrak dan volume gas dalam PJBG baru tersebut merupakan hasil negosiasi dan kesepakatan antara kedua belah pihak. " Tentu dengan mempertimbangkan segala aspek termasuik kelangsungan usaha PIM," ujar Husni kepada KONTAN, Kamis (13/3).
Direktur MedcoEnergi Loekman Mahfoedz membenarkan adanya amandemen PJBG antara PIM dan kontraktor blok A Aceh ini. Harusnya, kata dia penandatanganan amandemen PJBG antara Medco dan mitra dengan Pupuk Iskandar Muda sudah bisa dilakukan pada Kamis, 13 Maret 2014. " isi kesepakatan jual beli gas sudah disepakati, tapi ada beberapa kelengkapan administrasi yang masih bermasalah," imbuh dia. Keluarnya Premier Oil kata Lukman tidak mengganggu proyek Blok A Aceh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News