Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi buah segar PT Great Giant Food sedang bersemangat. Subdivisi dari PT Gunung Sewu Kencana (GSK) ini masih melihat minat pasar internasional terhadap buah tropis Indonesia menjadi target pasar yang kuat.
Namun sebelumnya, perlu diketahui bahwa Great Giant Food membawahi sejumlah lini bisnis dalam bidang ternak sapi, buah segar, nanas kalengan, permen, tepung, pakan ternak dan banyak lagi. Khusus untuk buah adalah tiga anak perusahaan, di mana dua telah dimerger untuk memudahkan pengelolaan.
"Tadinya Great Giant Pineapple (GGP) fokus ke nanas kaleng dan Nusantara Tropical Farm (NTF) ke buah segar, dan sekarang sudah di merger agar memudahkan pengelolaan produksi per Januari tahun ini," jelas Michael Gultom Product Allocation Manager Fresh Fruit GGF, kepada Kontan.co.id, Rabu (6/6).
Adapun satu anak perusahaan lainnya dalam bidang buah, PT Sewu Segar Nusantara masih berdiri sendiri.
Untuk kinerja hasil merge antara GGP dan NTF masih mengutamakan produk pisang cavendish dan nanas yang kebanyakan diekspor. Mayoritas ekspor pisang cavendish ditujukan ke China sebanyak 40% produksi, dan nanas sebanyak 70%-80% produksi diekspor global.
Adapun pada kuartal pertama 2018, produksi buah perusahaan naik dengan rinci produksi pisang naik 6,25% jadi 1,7 juta box. Produksi nanas naik 56,93% menjadi 430.000 box dan produksi jambu kristal pada periode itu dibukukan 1.250 ton.
Asal tahu, volume tiap kotak berkisar antara 13 kilogram - 13,5 kilogram. Michael menjelaskan, kenaikan produksi ini seirama dengan minat asing yang sangat menyukai produk buah tropis dari Indonesia.
Terutama dari negara Timur Tengah, China dan Jepang yang menjadi beberapa dari target ekspor perusahaan tersebut. Demi mempertahankan momentum tersebut, kini perusahaan tengah mencari kesempatan untuk impor nanas ke China.
"Saat ini pengiriman kita ke China baru pisang, dan ini jadi challenge besar untuk masukkan nanas ke pasar sana," jelas Micharl.
Menurutnya, terdapat pembatasan ekspor buah dari negara tersebut yang menyebabkan nanas Indonesia belum boleh masuk. Namun ia meyakini, peluang tersebut terus dijajaki karena memiliki potensi yang besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News