Reporter: Asnil Bambani Amri, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini
ENDE. Pertanian garam di Indonesia tahun ini makin suram. Produksi garam nasional anjlok 90% dibandingkan produksi tahun 2009 sebesar 966.100 ton. Untuk menghindari penurunan produksi yang lebih parah, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku akan menyalurkan bantuan modal langsung ke petani garam agar bisa kembali produksi di tahun 2011 nanti.
Setidaknya, KKP menganggarkan alokasi sebesar Rp 60 miliar untuk para petani garam. Dana yang disebut Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) itu untuk memproduksi garam di lahan seluas 3.800 hektar (ha). Dengan kucuran itu, KKP berharap petani mampu memproduksi 300.000 ton garam dalam setahun.
Sayangnya, bantuan itu dinilai terlalu kecil dibanding jumlah areal lahan yang produktif tambak garam. KKP mencatat setidaknya terdapat 22.811 ha lahan garam di seluruh Indonesia yang membutuhkan modal untuk digerakan. “Ini harus dijadikan kerja bersama, lintas instansi dan juga investor,” kata Subandono, Direktur Pulau Kecil dan Wilayah Pesisir, KKP di Ende, Nusa Tenggara Timur (28/12).
Subandono bilang, bantuan senilai Rp 60 miliar dari pemerintah itu akan digunakan untuk revitalisasi lahan seperti perbaikan irigasi air laut di tambak garam rakyat. Menurutnya, alokasi yang dianggarkan KKP itu memang tidak mencukupi mengingat luasnya potensi lahan garam itu. Lahan garam itu tersedia di 8 titik di Kab. Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Sampang, Sumenep, Pamengkasan dan Nagekeo (NTT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News