kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi gula RNI tahun ini meningkat 12%


Rabu, 19 Desember 2012 / 09:00 WIB
Produksi gula RNI tahun ini meningkat 12%
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan melalui ATM Drive Thru BRI di Tengerang Selatan, Kamis (2/9)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/09/2021.


Reporter: Handoyo | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Produksi gula PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) tahun ini tampaknya meningkat. Hingga akhir musim giling yang berakhir November 2012 lalu, produksi gula RNI dari kebun sendiri  mencapai 168.000 ton. Jumlah tersebut naik 12% dibanding produksi tahun lalu sebanyak 150.000 ton.  

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro menyebutkan, pencapaian produksi tahun ini sesuai dengan rencana kerja dan anggaran RNI. Selain dari perkebunan tebu milik perusahaan, RNI juga mengolah tebu dari petani plasma. Jika dijumlahkan dengan produksi gula plasma, total produksi gula RNI sudah mencapai 328.303,39 ton.

Meningkatnya produksi gula RNI tahun ini berkat  cuaca yang mendukung. Musim kemarau yang merata dan cukup panjang memberikan pengaruh positif terhadap hasil produksi gula.

Tahun ini, rata-rata rendemen tebu dari pabrik gula RNI mencapai 8%, lebih tinggi ketimbang tahun lalu yang sekitar 7%. "Selain musim yang baik, peningkatan rendemen, juga karena efisiensi pabrik," ujar Ismed, Selasa (18/12).

Melihat hasil produksi tahun ini yang cukup baik, Ismed optimistis, produksi gula RNI tahun depan bisa meningkat hingga 20%. Soalnya, semakin baiknya prospek tanaman tebu, akan memacu petani menambah lahan kebun  tebu mereka.

Data Dewan Gula Indonesia (DGI) menunjukkan, luas kebun tebu kelolaan RNI dan petani plasma tahun ini mencapai 52.059,6 hektare (ha). Sedang jumlah tebu yang digiling mencapai lebih dari 4 juta ton.

Hingga akhir November 2012, kinerja keuangan RNI menunjukkan tren positif. Laba sebelum pajak mencapai Rp 360 miliar. Sebagain besar laba atau 55% berasal dari bisnis gula. Sampai tutup tahun ini, Ismed memproyeksikan, laba perusahaan akan mencapai Rp 450 miliar.

Bahkan, dia bilang, pabrik gula yang tahun lalu merugi akan berbalik meraup untung di tahun ini.  Salah satunya, pabrik gula Rajawali 1 di Cirebon, Jawa Barat. Tahun lalu, pabrik ini merugi Rp 150 miliar, tapi tahun ini diproyeksi meraih untung Rp 96 miliar.

Ketua Dewan Pengurus Pusat Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Subiyono mengatakan, produksi gula dalam negeri saat ini masih jauh dari ideal. Dia menghitung, dari 62 pabrik gula di Indonesia seharusnya bisa menghasilkan 3,15 juta ton. Namun, di tahun ini, produksinya hanya 2.569.680 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×