kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi Kertas Riau Stagnan


Selasa, 15 April 2014 / 07:15 WIB
Produksi Kertas Riau Stagnan
Jumlah penonton film Sri Asih dibintangi Pevita Pearce, jadwal tayang hingga para pemeran film superhero Indonesia dari Jagat Sinema Bumilangit ini.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Tingginya harga kertas dan tren penurunan penjualan kertas seiring dengan tumbuhnya era digital membuat PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pesimistis menetapkan target produksinya. Tahun ini, perusahaan memperkirakan produksi kertas dan bubur kertas (pulp) bakal stagnan atau sama seperti tahun lalu.

Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Kusnan Rahmin mengatakan, tahun ini perusahaan menargetkan produksi kertas sebanyak 800.000 ton dan produksi pulp sebanyak 2,7 juta ton. Target produksi ini sama seperti realisasi produksi 2013. "Kami memproduksi kertas untuk office paper atau kertas fotokopi. Jadi, produksi kertas bergantung pada kebutuhan kantoran atau sekolah," jelas Kusnan, Senin (14/4).

Kusnan menambahkan, produksi kertas perusahaan sangat tergantung pada permintaan pasar. Saat ini pangsa pasar kertas cenderung tak berkembang lantaran era digital yang tumbuh dan berdampak meminimalisasi konsumsi kertas (paperless).
Di sisi lain, harga kertas menjadi lebih mahal lantaran pelemahan nilai tukar rupiah. "Harga kertas akan lebih mahal bila terjadi fluktuasi rupiah," kata Kusnan.

Saat ini, kata Kusnan, harga kertas sekitar US$ 750 per ton. Bila rupiah melemah, harga kertas berpotensi naik sebesar US$ 10 - US$ 20 per ton dari harga sebelumnya.

Catatan saja, selama ini dari total produksi kertas perusahaan sekitar 70% diekspor ke 75 negara yang tersebar di kawasan Asia Pasifik, Australia dan China. Sisanya, sekitar 30% dijual di pasar Indonesia.

Saat ini, kapasitas terpasang pabrik pulp RAPP mencapai 2,7-2,8 juta ton per tahun. Sementara, kapasitas terpakai untuk produksi kertas mencapai 850.000 ton per tahun.

Bahan baku RAPP diperoleh dari total area Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas 460.000 ha. Sekitar 350.000 ha merupakan HTI milik RAPP, sementara sisanya adalah HTI milik pemasok jangka panjang (long-term supplier).

Perusahaan ini juga telah menambah area konsesi HTI di Pulau Padang seluas 40.000 ha. Tapi, hanya 20.000 ha yang akan dijadikan HTI dan akan ditanami hingga akhir tahun ini. Sisanya 20.000 ha akan dibiarkan sebagai area konservasi.

Untuk memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi operasionalnya, RAPP juga menerapkan desa lestari eco-village. Saat ini, Kusnan bilang desa lestari ini sudah diterapkan di dua desa di area konsesi perusahaan di Riau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×