kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.301   60,00   0,37%
  • IDX 7.184   -20,84   -0,29%
  • KOMPAS100 1.047   -2,47   -0,24%
  • LQ45 806   -1,68   -0,21%
  • ISSI 232   -0,06   -0,03%
  • IDX30 418   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 489   -1,97   -0,40%
  • IDX80 118   -0,23   -0,20%
  • IDXV30 120   0,35   0,29%
  • IDXQ30 135   -0,43   -0,32%

Produksi TBS 85,02 kg, Sugiarto raih rekor MURI


Senin, 06 November 2017 / 14:34 WIB
Produksi TBS 85,02 kg, Sugiarto raih rekor MURI


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sugiarto, memenangkan sayembara pemecahan rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk tandan buah segar (TBS) terberat 2017. Petani sawit asal Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batang Hari, Jambi itu berhasil memproduksi TBS seberat 85,02 kilogram (kg).

“Setelah dilakukan verifikasi dan penimbangan TBS di lapangan, TBS milik Pak Sugiarto dinyatakan sebagai pemenang. TBS tersebut seberat 85,02 kg,” ujar Ketua Panitia Sayembara Pemecahan Rekor TBS Terberat 2017 yang dilaksanakan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Dasrizal Raham, Minggu (5/11).

Penganugerahan piagam Rekor MURI dan uang pemeliharaan kebun senilai Rp 10 juta telah dilakukan pada acara 13th Indonesian Palm Oil Conference and 2018 Price Outlook di Nusa Dua Bali, Kamis (2/11) lalu.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, kompetisi TBS terberat tersebut untuk merangsang petani plasma agar bisa meningkatkan produktivitas kebunnya. “Ini merupakan upaya kami untuk memberikan semangat kepada para petani agar bersemangat memelihara kebunnya,” ujar Joko Supriyono.

Menurut penuturan Sugiarto, dirinya berusaha maksimal dalam memelihara tanaman sawitnya. Dirinya pun selalu mengikuti bimbingan petugas dari PT Inti Indo Sawit Subur yang merupakan anggota Gapki Cabang Jambi. Sugiarto merupakan anggota petani plasma PT Inti Indo Sawit Subur.

“Saya selalu ngopeni kebun saya sesuai arahan perusahaan. Kalau disuruh dibersihkan, ya saya bersihkan. Kalau disuruh dipupuk ya saya pupuk. Pokoknya saya ngikut saja,” ujar Sugiarto yang mengaku warga transmigran asal Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini. 

Sugiarto mengatakan, dirinya memiliki dua hektare (ha) kebun sawit, pemberian pemerintah. Kebun tersebut kemudian ditanami sawit pada 1993 menggunakan benih pemberian perusahaan.

Saat ini, dari dua ha kebun sawitnya rata-rata tiap bulan menghasilkan TBS sebanyak 6 ton. Sementara itu harga untuk setiap satu ton TBS pekan lalu Rp 1.685.950. Jadi tiap bulan, Sugiarto mengantongi uang Rp 10.115.700. “Dalam dua ha tersebut hanya tujuh pohon sawit saja yang menghasilkan TBS jumbo,” ujar Sugiarto.

Sementara itu Ketua Gapki Jambi, Tidar Bagaskara mengatakan bibit sawit yang ditanam di kebun milik Sugiarto merupkan bibit unggul bersertifikat. Bibit tersebut berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

"Pak Sugiarto ini sebagai ketua kelompok tani juga aktif melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan. Dia juga sering melakukan pembinaan kepada anggotanya. Beliau punya 2 ha. Satu kelompok tani ada 15 kapling atau 30 ha,” kata Tidar.

Menurut Tidar, TBS yang dihasilkan oleh kebun milik Sugiarto memang luar biasa besar. Sebab rata-rata TBS beratnya berkisar 25-35 kg saja. Menurutnya, tidak semua tanaman yang berada di kapling petani itu bisa menghasilkan TBS seberat 85,02 kg.

Biasanya dalam satu kapling, kata Tidar, hanya ada 4-7 pohon yang memiliki TBS yang beratnya di atas rata-rata. “Pak Sugiarto ini juga sangat taat dengan aturan panen. Rotasi panen dalam sebulan itu tiga kali, jadi per 10 hari sekali melakukan panen. Beliau sangat taat dengan aturan itu,” ujar Tidar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×