kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi turun, Kementan pilih tak impor beras


Rabu, 02 Juli 2014 / 16:25 WIB
Produksi turun, Kementan pilih tak impor beras
ILUSTRASI. Rupiah diprediksi menguat terbatas pada Jumat (3/2). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) membantah soal penambahan impor beras, setelah kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data penurunan komoditas pangan yakni padi. Kementan optimis meski produksi padi menurun namun swasembada pangan masih tetap terwujud.

Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan penurunan komoditas pangan ini masih memungkinkan terjadinya swasembada pangan. Alasannya penurunan produksi padi tetap masih menghasilkan swasembada, meskipun besarnya mengalami penurunan.

"Jangan digiring penurunan produksi lantas langsung impor sehingga swasembada tidak bisa terjadi," katanya, Rabu (2/7).

Selama tujuh bulan mendatang kebutuhan atau stok beras masih aman di badan urusan logistik (Bulog) sekitar 1,6 juta ton termasuk dengan cadangan beras pemerintah. Sehingga total ada sekitar 2 juta ton setiap bulannya.

Berdasarkan angka ramalan (Aram) I yang dirilis Badan Pusat statistik (BPS), produksi padi tahun 2014 diperkirakan sebanyak 69,87 juta ton. Sementara untuk jagung sebanyak 18,5 juta ton dan kedelai hanya 892.600 ton.

Padahal, Kementan sebelumya menargetkan adanya peningkatan produksi. Untuk padi, Kemtan menargetkan produksi sebanyak 73,16 juta ton. Sedangkan untuk jagung 20,08 juta ton, dan kedelai 1,26 juta ton.

Berdasarkan Aram I, produksi padi tahun ini lebih rendah 1,98% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 71,28 juta ton. Untuk komoditas jagung, tahun ini produksinya diperkirakan mengalami kenaikan tipis sebesar 0,20% dibanding tahun lalu sebesar 18,51 juta ton. Dan, kedelai produksi tahun ini diperkirakan meningkat 14,44% dari 779.990 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×