kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produsen Mainan Lokal KianTerdesak Produk Impor


Jumat, 26 Maret 2010 / 11:09 WIB
Produsen Mainan Lokal KianTerdesak Produk Impor


Reporter: Herlina KD | Editor: Test Test

JAKARTA. Industri mainan anak-anak nampaknya harus menelan pil pahit. Pasalnya,pemberlakuan pasar bebas ASEAN China membuat produk mainan anak-anak dari lokal kian terdesak.

Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti) Dhanang Sasongko mengatakan, saat ini produksi setiap perusahaan mainan lokal menyusut hingga setengahnya. Jika pada 2008-2009 setiap pabrik mainan bisa memproduksi sekitar 10.000 unit mainan per bulan, kini produksi ini menyusut menjadi 5.000 unit per bulan.

Tak hanya itu, jumlah produsen mainan lokalpun ikut menyusut. Berdasarkan data Apmeti, tahun 2009 terdapat sekitar 80 perusahaan pembuat mainan anak-anak, saat ini jumlahnya tinggal 61 perusahaan. "Sebagian dari perusahaan ini memilih jadi importir mainan," ujar Dhanang.

Dhanang menambahkan, nilai impor mainan anak-anak tahun 2009 lalu sebesar US$ 32,9 juta. Dari jumlah itu, Dhanang bilang sebanyak 80% nya berasal dari China. Membanjirnya produk mainan anak-anak dari China ini membuat produk mainan lokal hanya mengandalkan pangsa pasar pendidikan.

Dhanang menuturkan, permintaan mainan anak-anak akan naik sekitar 3 -4 kali lipat pada musim ajaran baru. "Kalau musim natal dan tahun baru, permintaan bisa naik dua kali lipat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×