kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen otomotif Jepang ingin tambah Investasi di Indonesia


Sabtu, 13 Maret 2021 / 22:40 WIB
Produsen otomotif Jepang ingin tambah Investasi di Indonesia


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah bernegosiasi dengan sejumlah produsen otomotif Jepang untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun turut menanggapi informasi terkait investasi di sektor otomotif nasional tersebut.

Sebagaimana diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sedang berkunjung ke Jepang guna menemui sejumlah perusahaan otomotif Negeri Sakura. Menperin pun memastikan adanya penguatan investasi lama sekaligus komitmen investasi baru di Indonesia yang dilakukan oleh produsen otomotif Jepang.

Misalnya, Honda Motor Company Ltd berkomitmen menambahkan investasi sebesar Rp 5,2 triliun, sedangkan Suzuki Motor Corporation berencana menginvestasikan dana senilai Rp 1,2 triliun. Berikutnya, ada Toyota Motor Corporation yang merealisasikan investasi yang sudah ada sebesar Rp 28 triliun dan Mitsubishi Motors Corporation yang menyampaikan rencana investasi Rp 11,2 triliun.

Baca Juga: Produsen sepatu hingga mobil Jepang berminat tanamkan investasi di Indonesia

Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, tujuan investasi para produsen otomotif Jepang di Indonesia pada dasarnya berbeda-beda. Ini mengingat masing-masing perusahaan memiliki rencana bisnisnya tersendiri, termasuk skala prioritas yang bergantung pada kebutuhan atau permintaan konsumen.

Yang terang, produsen otomotif Jepang tersebut telah berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai basis produksi otomotif unggulan baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. “Ketika perusahaan ini hendak mengekspor mobil yang diproduksi di Indonesia, variannya harus ditambah dan tentu saja ini membutuhkan investasi tambahan,” jelas Kukuh, Jumat (12/3).

Dia menambahkan, pandemi Covid-19 memang cukup memukul industri otomotif di Indonesia yang ditunjukkan oleh penurunan penjualan kendaraan bermotor. Terlepas dari itu, investasi di sektor tersebut tetap harus berjalan. Proyek-proyek pembangunan pabrik hingga inovasi pengembangan produk baru terus dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Keberadaan UU Cipta Kerja juga dapat menjadi pemantik datangnya investasi di sektor otomotif nasional. Investasi tersebut sangat penting karena pada dasarnya industri otomotif merupakan industri yang bersifat jangka panjang.

“Otomotif bukan investasi jangka pendek. Satu model mobil bisa membutuhkan perencanaan 3—4 tahun. Pabrik yang akan dibangun juga membutuhkan persiapan sejak bertahun-tahun yang lalu,” ujar dia.

Selanjutnya: Ingin relokasi pabrik ke Indonesia, Honda gelontorkan Rp 5,2 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×