kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Produsen tisu Tessa tambah porsi penjualan ekspor


Minggu, 11 Oktober 2015 / 21:41 WIB
Produsen tisu Tessa tambah porsi penjualan ekspor


Reporter: David Oliver Purba | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Daya beli masyarakat yang menurun membuat perusahaan tisu, PT Graha Kerindo Utama (GKU) mengubah strategi pemasarannya. Perusahaan ini mengaku hingga September 2015 terjadi penurunan penjualan tisu sebesar 10% di pasar dalam negri.

Makanya untuk menyiasati pelemahan ini, sejak semester II 2015 ini, Graha Kerindo mulai mengurangi porsi penjualan tisu di pasar domestik dan mengalihkannya ke penjualan ekspor.

Direktur Graha Kerindo, Bambang Dwi Setiawan menuturkan, strategi ini dilakukan agar bisnis tisu tidak semakin menurun, makanya pihaknya menambah porsi penjualan ekspor sebesar 5%, sedangkan penjualan dalam negeri dikurangi sebesar 5%.

" Saat ini penjualan lokal tertekan, makanya kami melihat pasar ekspor masih punya potensi pertumbuhan," ujar Bambang kepada KONTAN, Minggu (11/10).

Saat ini, tisu merek Tessa, Multi dan Dinasty menjadi andalan Graha Kerindo untuk meningkatkan penjualan tisu di luar negeri. Sebelumnya, Graha Kerindo menjual 50% produk tisu ke pasar ekspor dan 50% untuk memenuhi penjualan dalam negeri

Tak hanya itu, saat ini pihaknya juga tengah menawarkan produk baru dari merek Tessa yakni tisu bewarna yang saat ini masih di jual di dalam negri.

Bambang bilang, saat ini pihaknya telah menawarkan kepada pelanggan GKU di Malaysia, Thailand, Australia dan Taiwan.

Namun, dirinya menyebut penjualan tisu bewarna ini cukup mendapatkan tantangan, pasalnya tisu berwarna belum begitu umum dipakai oleh masyarakat.

" Saat ini tisu yang dipasarkan masih berwarna putih, Jadi ada ke khawatiran tisu bewarna mengandung zat pewarna yang berbahaya, tapi produk kami sudah sesuai dengan standar izin yang ditentukan," ujar Bambang.

Makanya, dengan strategi yang Graha Kerindo lakukan, target pertumbuhan 20% tahun ini dirasa Bambang masih menjadi target yang realistis meski pasar tisu menurun. "Target tersebut akan terus kami kejar hingga triwulan terakhir," ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×