kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Tarik terus bisnis kertas tisu Tessa


Selasa, 14 Juli 2015 / 13:32 WIB


Reporter: David Oliver Purba | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kebutuhan kertas tisu dalam aktivitas sehari-hari menjadi hal yang wajib. Bahkan di tas, kita selalu sedia kertas tisu, kegunaannya paling banyak sebagai alat pembersih. Dengan kebutuhan makin beragam, PT Graha Kerindo Utama (GKU) kini semakin gemar meluncurkan produk anyar.

Direktur Graha Kerindo Utama Bambang Dwi Setiawan menjelaskan, produk baru dengan brand Tessa ini berada di segmen tisu toilet berwarna dan tisu travel pack. Ia menyebutkan, pihaknya menargetkan penjualan tisu bisa tumbuh 20% dibandingkan dengan penjualan tahun 2014 di produk dengan segmen baru itu. "Kebutuhan tisu untuk kedua segmen ini cukup besar di dalam negeri, itu kenapa kami ingin berinovasi di sini," ungkap Bambang kepada KONTAN, Senin (13/7).

Bambang mengungkapkan, untuk produk barunya ini, GKU menargetkan mampu mempual sebanyak 100 ton perbulan. Untuk itu pihaknya telah memasarkan kedua produk ini di pasar ekspor seperti Malaysia, Singapura, hingga Taiwan.

Tahun ini, kata dia, Graha Kerindo juga berencana menambah kapasitas produksi pabriknya sebesar 30.000 ton per tahun. Sebagai gambaran, saat ini Graha Kerindo masih memproduksi tisu di dua pabrik yang berlokasi di Cibitung dan Cikampek dengan kapasitas produksi sebesar 65.000 ton per tahun.

Harga belum naik

Namun pihaknya masih belum memutuskan waktu penambahan kapasitas produksi itu karena masih melihat pertumbuhan pasar tisu di dalam negeri. "Jadi, itu masih tahap rencana," tandas Bambang.

Lagi pula, pengembangan bisnis itu tak semudah membalikkan telapak tangan pada saat ini. Sebab, bisnis Graha Kerindo juga tertekan dampak kenaikan Bahan bakar minyak (BBM) yang mengerek biaya logistik 10%. Namun, Bambang bilang, belum berencana menaikan harga jual. "Tapi kalau situasi seperti ini terus, ada kemungkinan adjustment harga," tandasnya.

Graha Kerindo masih mengandalkan pasar lokal sebagai penopang pemasukannya. Saat ini, sebanyak 60% produk tisu dijual di pasar lokal. Sedangkan 40% diekspor ke negara seperti Malaysia, Singapura, dan Taiwan.

Bambang menjelaskan, pasar tisu dalam negeri sesungguhnya masih potensial. Itu sebabnya, pasar tisu Graha Kerindo masih bertumpu di Tanah  Air.

Namun Bambang mengakui, momen Lebaran tidak mengerek penjualan tisu Graha Kerindo. Alasannya, masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok ketimbang membeli barang tersier seperti tisu.

Sementara untuk pasar ekspor, Graha Kerindo mengandalkan dua jenis produk. Yakni, tisu jadi yang telah siap dipakai sebanyak 100 ton per bulan, dan tisu mentah yang siap diolah sebanyak 1.500-2.500 ton per bulan.

Soal market share Graha Kerindo, Bambang mengklaim, tisu Tessa kini menguasai 38% pangsa pasar. Saat ini Graha Kerindo memproduksi tisu dengan merek Tessa, Multi, dan  Dinasty. Selain tisu, Graha Kerindo juga memproduksi popok bayi merek Peemo (lihat infografik).

Sementara memperluas pangsa pasar dan produk, perusahaan ini mengklaim tengah  mengembangkan pemanfaatan dan pengolahan bahan baku yang pro lingkungan. Salah satunya, GKU menggunakan kemasan yang ramah lingkungan pada setiap produknya.

Bahan yang dipilih perusahaan adalah kemasan bio-plastic yang lebih dikenal dengan sebutan ecoplas. Bahan ecoplas adalah bahan ramah lingkungan yang mengandung 50% tepung singkong dan bahan alami lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×