kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program Industri 4.0 Kemenperin perlu dukungan lintas sektor


Rabu, 04 September 2019 / 15:58 WIB
Program Industri 4.0 Kemenperin perlu dukungan lintas sektor
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto soal penerapan industri 4.0 ke berbagai sektor menuai pujian. Kebijakan itu dinilai tepat dan sudah sejalan dengan kebutuhan industri.

Langkah Airlangga itu juga sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memang ingin agar ada percepatan penerapan peta jalan industri 4.0. 

Tidak hanya diterapkan di industry skala besar, Airlangga juga mendorong penerapan industr 4.0 di industri kecil dan menengah (IKM). IKM perlu beradaptasi dengan teknologi digital demi meningkatkan daya saing di era revolusi industri 4.0.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imanuddin Abdullah menambahkan, langkah Menperin Airlangga perlu dukungan dari lintas sektor, agar industri 4.0 berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Baca Juga: Berjalan sejak 2018, Jokowi minta industri 4.0 berjalan di 5 sektor unggulan

Kata dia, industri 4.0 bisa menjadi peluang untuk meningkatkan investasi oleh perusahaan terutama yang bergerak di sektor dengan tingkat teknologi yang tinggi. Karena itu, Indonesia harus menarik di mata para investor agar mau menanamkan investasi di sektor-sektor yang terkait dengan industri 4.0.

Sementara saat ini dari sisi daya saing, inovasi, masih relatif tertinggal.  Misal, tenaga kerja Indonesia yang berpendidikan tinggi hanya 12,8 %. Jauh lebih kecil dibandingkan Malaysia yang mencapai 20 % dan negara-negara OECD yang mencapai 40,40 %.

Kemudian, peringkat global innovation index Indonesia berada pada peringkat 85, lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Filipina (73), Thailand (52), Vietnam (45), dan Malaysia (35).

Kalau Singapura sudah bukan level Indonesia karena peringkat 1 dunia. Belum lagi, anggaran riset terhadap PDB Indonesia masih sangat kecil, di bawah 1 %. Padahal negara-negara lain sudah di atas 1 %.

Karena itu, faktor-faktor dan kondisi di atas harus diperbaiki, dan Menperin Airlangga bisa menjembatani. 




TERBARU

[X]
×