kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program Langit Biru Pertamina terus diperluas, tambah 8 kota


Kamis, 29 Oktober 2020 / 12:19 WIB
Program Langit Biru Pertamina terus diperluas, tambah 8 kota
ILUSTRASI. Petugas SPBU Coco 4150201 Jalan Ahmad Yani Semarang melayani konsumen, Rabu (6/10). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Langit Biru yang digaungkan Pertamina kini semakin luas. Setelah Bali, Jakarta, kini bertambah 8 kota/kabupaten, yang bersiap mulai melaksanakan program tersebut bersama Pertamina.

Yaitu Kota Cimahi, Kota Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Buleleng, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Kuningan.

Pertamina pun akan memperluas program Langit Biru hingga luar Jawa, untuk terus mengedukasi pentingnya menggunakan bahan bakar ron tinggi, ramah lingkungan, seperti Pertamax series.

Baca Juga: Libur panjang akhir Oktober, sebanyak 147.000 kendaraan tinggalkan Jakarta

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai,  program langit biru yang saat ini masih terus disosialisasikan oleh Pertamina sangat tepat. Agar lebih maksimal, perlu dipetakan lagi wilayah-wilayah yang dari sisi polusi masih cukup tinggi.

"Proses edukasi melalui program Langit Biru ini sangat baik saya kira, apa yang dilakukan oleh Pertamina dan pemerintah untuk mengajak masyarakat beralih ke BBM ron tinggi, sangat tepat," ujar Mamit dalam keterangannya, Kamis (29/10).

Agar program maksimal, kebijakan  pembatasan Premium juga perlu dilakukan. Selain sudah tidak sesuai dengan perkembangan terkini kendaraan bermotor, uga supaya program Langit Biru bisa lebih maksimal. Bisa saja dengan memberi diskon untuk produk BBM seperti Pertalite maupun Pertamax.

Selain itu, pemerintah daerah pun bisa meminta kepada Pertamina untuk tidak menyalurkan Premium ke wilayah mereka jika memang masyarakatnya siap untuk tidak menggunakan Premium.

Premium dan Pertalite selama disparitas harga yang masih jauh ditambah kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih,  maka akan selalu dipilih. Karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi dan edukasi juga skema terbaik agar masyarakat mau menggunakan BBM non subsidi.

Mamit menilai saat ini, memang sudah seharusnya pemerintah meniadakan penjualan jenis BBM oktan rendah di Kota Jakarta dan Bodetabek, juga kota besar lain, agar udara lebih sehat. Juga daerah yang polusinya tinggi.




TERBARU

[X]
×