Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi multinasional Tencent asal China bersama mitra globalnya membuka pendaftaran untuk program CarbonX 2.0.
Program ini ditujukan bagi universitas, lembaga riset, dan startup yang memiliki komitmen terhadap inovasi teknologi dalam upaya pengurangan emisi karbon.
Melalui program ini, para inovator akan mendapatkan pendanaan, bantuan teknis, serta fasilitas uji coba untuk mengembangkan proyek percontohan yang berpotensi diterapkan secara global.
Baca Juga: Bank Mandiri Perkuat Komitmen Hijau Melalui Perdagangan Karbon
Program CarbonX 2.0 mencakup empat kategori utama, yaitu: Pertama, Penghilangan Karbon (Carbon Removal), yang berfokus pada inovasi dalam menghilangkan karbon. Proyek dalam kategori ini akan diuji coba di Lembah Retakan Afrika Timur, Kenya.
Kedua, Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon untuk Industri Baja (Carbon Capture, Utilization, and Storage for the Steel Industry), yang ditujukan untuk pembuatan besi tanur tinggi di HBIS Serbia, mitra program CarbonX 2.0.
Ketiga, Penyimpanan Energi Jangka Panjang (Long Duration Energy Storage), dengan persyaratan proyek mampu menyalurkan setidaknya 100 kW selama lebih dari enam jam. Uji coba akan dilakukan di Pulau Himandhoo, Maladewa.
Baca Juga: Bahas Pajak Karbon, Menteri Lingkungan Hidup Bakal Segera Ketemu Menteri Keuangan
Keempat, Penangkapan dan Pemanfaatan Karbon (CarbonXmade: Carbon Capture and Utilization), yang memungkinkan inovator menawarkan solusi pemanfaatan karbon untuk produksi barang konsumsi. Program ini melibatkan konsorsium CarbonXmade, yang mencakup perusahaan seperti Unilever dan Pepsico.
Setiap proyek yang lolos seleksi akan menerima pendanaan minimal 1 juta USD, disesuaikan dengan kebutuhan proyek. Pada setiap kategori, akan dipilih 1-3 proyek unggulan.
Proposal dari startup yang telah mencapai tahap seri B juga dapat dipertimbangkan. Selain pendanaan, para pemenang akan mendapatkan bimbingan dari para ahli, akses ke sumber daya, serta kesempatan bermitra dengan pemangku kepentingan industri.
Melalui jaringan Tencent dan mitra globalnya, inovasi yang dikembangkan akan mendapatkan akses untuk diuji coba di lokasi percontohan mitra Tencent.
Baca Juga: Debut Perdana, Perdagangan Karbon Internasional Catat Volume Transaksi 41,822 tCO2e
CarbonX pertama kali diselenggarakan oleh Tencent pada 2024 di Tiongkok. Pada tahun ini, jangkauan program diperluas ke tujuh negara, termasuk Indonesia. Program ini menjadi peluang bagi inovator Indonesia untuk menunjukkan kapasitasnya di tingkat global dalam upaya mencapai Net Zero Emissions pada 2050.
Head of Programs Impact Hub Jakarta, Sean Bunjamin, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak inovator berbakat dalam bidang teknologi karbon
"Kami meyakini bahwa solusi dari Indonesia dapat berkembang ke skala global dan memberikan kontribusi signifikan bagi masa depan bebas karbon," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (13/2/2025).
Ia melanjutkan, bagi universitas, lembaga riset, dan startup yang berminat untuk mendaftar, terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Jika pelamar memiliki proyek yang mencakup lebih dari satu kategori, maka proposal harus diajukan secara terpisah untuk masing-masing kategori.
Selain itu, proyek percontohan yang diajukan harus menunjukkan inovasi yang dapat diterapkan dalam skala besar serta memiliki efisiensi biaya yang signifikan dengan investasi yang tepat.
Selanjutnya: Pelunasan Biaya Haji Jemaah Reguler Dibuka 14 Februari - 14 Maret 2025
Menarik Dibaca: Promo McD Dinner Valentine 14 Februari, Rp160.000 Dapat Paket Berdua + Live Music
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
