kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Prospek Cerah, Industri Alat Berat Optimistis Terjadi Peningkatan Permintaan di 2022


Minggu, 30 Januari 2022 / 14:47 WIB
Prospek Cerah, Industri Alat Berat Optimistis Terjadi Peningkatan Permintaan di 2022
ILUSTRASI. Penjualan alat berat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi alat berat anggota Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) di sepanjang 2021 naik signifikan jika dibandingkan dengan 2020. Di tahun 2022, pelaku usaha alat berat optimistis bahwa peningkatan permintaan alat berat akan terus berlanjut. 

Melansir data produksi alat berat konstruksi dan pertambangan Hinabi, total produksi alat berat di 2021 sebanyak 6.740 unit atau naik 96,6% yoy dari sebelumnya hanya 3.427 unit di 2020. Di tahun lalu, produksi alat berat didominasi dari Hydraulic Excavator yang sebanyak 6.133 unit, kemudian diikuti Bulldozer 410 unit, lalu Dump Truck 111 unit, dan sisanya Motor Grader 86 unit. 

Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), Jamalludin menjelaskan di sepanjang 2021 permintaan alat berat sangat besar. Adapun realisasi produksi di 2021 yang sebanyak 6.740 unit tersebut didukung dari sektor tambang khususnya karena harga batubara yang naik signifikan. 

"Kemudian di 2022, kami melihat demand juga akan sangat besar. Rencana produksi Hinabi akan mencapai 9.000 unit bahkan bisa lebih. Sementara kapasitas produksi Hinabi sebesar 10.000 unit," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (30/1). 

Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Pacu Penjualan Alat Berat dan Diversifikasi Bisnis di 2022

Jamalludin mengungkapkan, permintaan yang cukup besar di 2022 juga dipengaruhi oleh imbas permintaan 2021 yang belum sepenuhnya terpenuhi. Persoalan yang dihadapi di 2021 adalah di saat pandemi Covid-19 mereda, permintaan alat berat naik tiba-tiba sedangkan pelaku usaha mengalami keterbatasan material dan keterbatasan man power karena saat Covid-19 cukup banyak pengurangan tenaga kerja. 

Manajemen PT United Tractors Tbk (UNTR) juga melihat permintaan alat berat yang meningkat di sepanjang 2022. 

Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K Loebis mengatakan prospek bisnsi 2022 diperkirakan masih positif dengan banyaknya kebutuhan alat berat di hampir setiap sektor. "Kami perkirakan penjualan tahun depan dapat meningkat sekitar 20%," jelasnya. 

Sara melihat bahwa segmen pertambangan memang terbanyak membutuhkan alat berat dan layanan product support. Hal ini didukung oleh harga komoditas yang positif. Selain itu, sektor konstruksi dan perkebunan juga menunjukkan permintaan yang positif.

Sara mengungkapkan, fokus UNTR di 2022 ialah  pemenuhan kebutuhan customer akan alat berat dan layanan purna jual yang unggul, agar pelanggan dapat mengembangkan usahanya secara optimal. Setali tiga uang, PT Intraco Penta Tbk (INTA) juga melihat prospek bisnis yang sama seperti Hinabi dan UNTR. 

Baca Juga: Pembiayaan Alat Berat Diproyeksi Naik Tahun Ini, Berikut Faktor Pendorongnya

Direktur INTA, Eddy Rodianto memaparkan hingga saat ini permintaan alat berat dari sektor pertambangan masih memberikan kontribusi yang positif. 

"Adanya kenaikan harga komoditas dan konstruksi juga ikut mendorong penjualan alat berat dari INTA. Sebagai gambaran sampai dengan Desember 2021 ini penjualan alat berat INTA sesuai dengan laporan keuangan internal adalah sebanyak 376 unit atau sebesar Rp 262 miliar," ungkap Eddy. 

Adapun di sepanjang 2022, INTA membidik penjualan alat berat lebih tinggi dari realisasi tahun lalu. Eddy mengatakan, pihaknya memproyeksikan penjualan alat berat INTA di tahun ini lebih dari 400 unit.

Selain memacu bisnis alat berat dari sektor pertambangan manajemen INTA juga melaksanakan diversifikasi bisnis. Eddy bilang, selain mendorong penjualan alat berat untuk sektor pertambangan, pihaknya juga melanjutkan diversifikasi bisnis ke sektor lain seperti infrastruktur, pertanian, kehutanan, perkebunan, industri dasar, dan lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×