kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyek infrastruktur Bogor pikat pengembang


Jumat, 18 November 2016 / 12:40 WIB
Proyek infrastruktur Bogor pikat pengembang


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pembangunan infrastruktur yang tengah gencar dikebut pemerintah, sejatinya menjadi katalis positif bagi bisnis properti. Salah satunya adalah proyek transportasi massal di seputar Jabodetabek. Salah satu kawasan favorit adalah Bogor.

Sejumlah pengembang pun sudah mengarahkan pandangan ke kawasan selatan Jakarta tersebut. Maklum, sebelum proyek infrastruktur berjalan, kota hujan tersebut sudah tersambung dengan sarana infrastruktur yang cukup memadai, yakni jalan tol Jagorawi dan jalur kereta komuter (KRL).

Menurut Desi Yuliana, Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Megapolitan Development Tbk (EMDE), salah satu wilayah di seputar Bogor yang menarik perhatian investor adalah Sentul. Ia mengklaim, investor dari Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi tertarik membeli properti di wilayah tersebut.

Selain nempel dengan jalan tol Jagorawi, wilayah Sentul juga memiliki nilai lebih. "Dekat dengan proyek light rail transit (LRT) serta punya akses yang lain, yakni jalan tol," katanya kepada KONTAN, Kamis (17/11).

Ia memproyeksikan, pembangunan kereta ringan koridor Cibubur - Bogor kelar tahun 2018. Di koridor tersebut bakal ada empat stasiun pemberhentian, yakni Cibinong, Sirkuit Sentul, dan terakhir Kota Bogor.  Bila proyek tersebut terealisasi, ia memprediksi kawasan di sekitar Bogor semakin dilirik investor seperti daerah Serpong di Tangerang Selatan. "Karena ada LRT, arah investasi bisa ke sana," terangnya.

 Megapolitan Development  memiliki proyek di Bogor, yakni Vivo Sentul. Developer ini mengembangkan proyek properti terpadu, lantaran di wilayah Bogor belum miliki pusat bisnis atau central business district (CBD).

Selain Megapolitan, beberapa pengembang lain juga ada yang menggarap proyek di Bogor. Seperti Perdana Gapuraprima, memiliki proyek hunian Bukit Cimanggu City. Atau Sinar Mas Land dengan proyek lawas, yakni Kota Wisata, yang masuk wilayah Kabupaten Bogor.

Eddy Hussy, Ketua Umum Real Estat Indonesia, memaklumi, perkembangan properti di wilayah Bogor. Soalnya, daerah Bogor sudah masuk satu kesatuan dengan Jabodetabek. Sehingga mobilitas penduduk di sekitar wilayah tersebut terbilang tinggi.

Ini dia yang membuat pengembangan properti termasuk juga infrastruktur sudah melebar di pinggiran Jakarta, termasuk juga Bogor. "Ini merupakan salah satu daerah yang punya potensi, dan bakal berkembang ke depan," katanya kepada KONTAN.

Namun, ada juga pengembang yang belum tertarik mengembangkan proyek di wilayah Bogor. Salah satunya adalah Grup Ciputra.

Menurut Harun Hajadi, Managing Director Grup Ciputra, pihaknya masih belum tertarik membangun superblok di wilayah Bogor. "Memang belum ada rencana," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×