Reporter: Mimi Silvia | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kebutuhan baja pada tahun depan akan meningkat dua kali lipat menjadi 28 juta ton menyusul masifnya pembangunan infrastruktur. Sementara untuk tahun ini, realisasi kebutuhan baja diperkirakan hanya mencapai 14 juta ton.
Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menargetkan, utilisasi industri baja nasional pada 2016 mencapai 80%, meningkat dari realisasi tahun ini sekitar 50%. Hal ini seiring dengan berjalannya proyek infrastruktur pada tahun depan.
Direktur Eksekutif IISIA, Hidayat Triseputro berharap, proyek-proyek APBN/APBD bisa dimaksimalkan dengan menggunakan produk nasional, antara lain melalui regulasi peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), mewajibkan penggunaan produk lokal, pengetatan impor, penerapan SNI, dan lain-lain.
"Dengan utilisasi yang rendah sekarang ini tentunya industri nasional siap untuk mensuplai baja untuk proyek infrastruktur," kata Hidayat kepada KONTAN, Senin (7/12).
DIrektur Keuangan PT Krakatau Steel Tbk (KS), Anggiasari Hindratmo mengatakan, beberapa bulan ini permintaan baja kembali meningkat seiring bergulirnya proyek infratrukstur pemerintah. Kendati demikian, penyerapan baja KS sampai saat ini baru mencapai 2 juta ton dari kapasitas pabrik yang mencapai 3,15 juta ton.
Namun, KS optimistis permintaan baja pada tahun 2016 bisa tumbuh lebih tinggi lagi. KS menargetkan, penjualan tumbuh 20% dibandingkan tahun ini.
Untuk mewujudkan target ini, perusahaan akan aktif menyuplai baja untuk 46.000 transimisi PLN. Selain juga menjadi supplier bahan baku untuk proyek jembatan Kementerian Pekerjaan Umum.
Perusahaan juga sedang menunggu beberapa tender BUMN, seperti pipa gas dan pelabuhan. "Harapannya bahan baku proyek BUMN ini berasal dari KS," kata Anggiasari, Senin (7/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News