Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengumumkan proyek Independent Power Producer (IPP) Jawa-1 akan memasuki tahap konstruksi pembangkit listrik bertenaga gas siklus ganda (combined cycle) berkapasitas 1.760 MW. Selain itu, Pertamina juga memulai pembangunan sebuah Floating Storage Regasification Unit (FSRU) berkapasitas 170.000 m³.
Proses pembangunan pembangkit listrik gas terintegrasi ini akan memasuki masa konstruksi (full-scale) pada bulan Desember 2018. Pembangunan akan ditandai dengan pelaksanaan ground breaking pada minggu ke-3 Desember 2018.
Heru Setiawan selaku Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko mengatakan seluruh listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut akan dipasok ke PT PLN (Persero) selama 25 tahun. Melalui pengembangan proyek ini, Pertamina grup menjadi partner PLN dalam memasok listrik ke jaringan listrik nasional Jawa-Bali.
“Pembangunan infrastruktur gas dan pembangkit listrik yang terintegrasi dilakukan untuk mewujudkan energi bersih bagi negeri. Selain Jawa-1, Pertamina, melalui PPI juga mengembangkan proyek IPP dan energi baru terbarukan lainnya sejalan dengan tumbuhnya permintaan pasar, baik di skala nasional maupun internasional,” jelas Heru dalam siaran persnya, Jumat (7/12).
Ginanjar, Direktur Utama PPI menambahkan, proyek Jawa-1 ini terbagi dalam tiga tahapan penting, yaitu Tahap I (pra proyek sampai financial close), Tahap II (konstruksi) dan Tahap III (operasional). Dengan telah tercapainya FC pada tanggal 5 Desember 2018, maka tahap I proyek sudah berhasil diselesaikan.
Tantangan berikutnya adalah memastikan tahap konstruksi dapat terlaksana sesuai tata waktu yang ditargetkan COD pada Desember 2021 dan On Budget. Soliditas dan koordinasi inter konsorsium (JSP-JSR) dan dengan para Supporting partners serta Lenders dan juga para stakeholders lainnya merupakan kunci keberhasilan proyek agar dapat berjalan sesuai target.
"Kami juga harus memastikan aspek HSSE menjadi komitmen semua pihak terkait,"ujar Ginanjar. Proyek yang berlokasi di Cilamaya, Jawa Barat ini menjadi proyek terintegrasi “LNG-to-Power” pertama di Asia, dan juga salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Pertamina melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) yang merupakan holding company dari dua project companies IPP Jawa-1 yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR), bertindak sebagai lead consortium yang beranggotakan Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation dan perusahaan lainnya.
JSP dibentuk untuk melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik. Sedangkan JSR didirikan untuk pengelolaan FSRU.
Konsorsium Jawa-1 telah menunjuk konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T, PT Meindo Elang Indah berturut-turut sebagai kontraktor rekayasa sipil dan konstruksi, pemasok turbin generator dan kontraktor jalur pipa gas. Sementara, Samsung Heavy Industries telah ditunjuk untuk pelaksana pembangunan FSRU.
Untuk pendanaannya, proyek Jawa-1 ini menggunakan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pengembalian pendanaan solely bersumber dari cashflow yang di-generate oleh proyek.
JSP dan JSR mendapatkan pendanaan dari konsorsium Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Nippon Export and Investment Insurance Co., Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta para commercial banks yaitu Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd, Crédit Agricole Corporate and Investment Bank, Société Générale.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News