Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, David Oliver Purba | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kelesuan ekonomi awal tahun 2015 berdampak pada industri semen. Sampai Juni 2015, stok semen menumpuk di gudang produsen semen dan distributor.
Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan, penumpukan stok semen itu hampir terjadi di seluruh produsen semen di Indonesia. Sebab, permintaan semen menurun sementara produksi semen beranjak naik. Tak pelak, pasar semen kelebihan suplai sepanjang semester I-2015.
Semula, produsen semen memproyeksikan permintaan semen naik tahun ini didorong oleh pelaksanaan proyek infrastruktur. Namun sampai dengan Juni 2015 yang terjadi justru sebaliknya. Penjualan semen turun karena kelesuan proyek konstruksi dan infrastruktur. "Kami belum tahu, kapan permintaan semen ini bisa membaik," kata Widodo, Selasa (21/7).
Sejauh ini belum jelas total kelebihan stok semen di para produsen maupun distributor. Sebagai gambaran, sepanjang tahun ini kapasitas produksi semen diperkirakan mencapai 87,9 juta ton, naik 26,5% dari kapasitas produksi tahun lalu yang mencapai 69,45 juta ton.
Nah, mengacu data ASI, sampai dengan Juni 2015, penjualan semen mencapai 28,1 juta ton atau sekitar 31,9% dari prediksi total kapasitas produksi tahun ini. Penjualan tersebut juga turun 2,9% dari periode yang sama tahun 2014 yang sebanyak 28,94 juta ton.
Agung Wiharto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengakui bahwa sepanjang paruh pertama tahun ini permintaan semen di Tanah Air masih lesu. Padahal, produksi semen meningkat seiring penambahan kapasitas produksi sejumlah pabrik. Alhasil, "Produsen semen menghadapi kelebihan suplai," jelas Agung.
Tanpa menyebutkan jumlah stok semen, Agung menyatakan bahwa kelebihan pasokan ini masih wajar. SMGR juga tidak mengkhawatirkannya karena stok tersebut bisa dipasarkan pada semester II-2015 ini atau saat proyek infrastruktur pemerintah yang mulai berjalan.
Kiswoyo Adi Joe, analis Investa Saran Mandiri memperkirakan, permintaan semen berpeluang bangkit lagi pada semester II-2015 ini. Sebab, proyek konstruksi dan pembangunan infrastruktur pemerintah maupun swasta berpeluang lebih ramai ketimbang paruh pertama tahun ini.
Namun begitu, Kiswoyo mengingatkan agar pelaku industri semen tetap mengantisipasi terjadinya penurunan penjualan semen di pasar domestik. Salah satu antisipasi yang bisa dipilih pelaku industri bubuk abu-abu ini adalah dengan memperkuat pasar ekspor semen. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News