Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri tekstil di sektor hulu berpeluang makin terpuruk. Kali ini ancaman berasal dari rencana kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total di DKI Jakarta yang akan mulai diterapkan mulai 14 September 2020 mendatang.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan, penerapan kebijakan PSBB total berpotensi memperlemah industri tekstil.
Kata Redma, lini produksi memang diperkirakan masih berjalan di tengah penerapan PSBB total lantaran berada di luar DKI Jakarta. Meski begitu, penerapan kebijakan PSBB total DKI Jakarta akan berdampak pada penyerapan produksi tekstil hulu maupun hilir. Sebab sekitar 30% output produksi produk tekstil diserap di wilayah Tanah Abang.
Praktis, dengan adanya penurunan serapan pasar, utilisasi industri tekstil nasional diproyeksikan bakal merosot.
“Saat ini utilisasi baru naik ke sekitar 50%. Apabila kembali dilakukan PSBB, utilisasi akan jatuh di bawah 25%,” kata Redma kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9).
Baca Juga: Jakarta kembali PSBB total, Apindo: Operasional industri manufaktur akan turun
Gambaran saja, saat ini total kapasitas produksi tekstil anggota APSyFI tercatat sebesar 840.000 ton untuk serat polyester, 830.000 ton untuk benang filamen, dan 800.000 ton untuk serat rayon per tahun. Dus, berdasarkan proyeksi Redma, kapasitas terpasang yang terpakai hanya akan mencapai seperempat dari kapasitas tersebut apabila PSBB total jadi diterapkan nanti.
Seirama dengan penurunan utilisasi, volume penjualan pelaku industri tekstil juga diperkirakan akan menurun.
“Perputaran tekstil di dalam negeri setiap tahunnya US$ 35 miliar. Per Agustus, kita sudah hilang US$ 15 miliar. Kalau PSBB lagi, per bulan perputaran bisa hilang US$ 3 miliar,” imbuh Redma.
Redma tidak membeberkan strategi khusus yang akan dilakukan oleh pelaku usaha tekstil untuk menghadapi penerapan PSBB total di DKI Jakarta.
Yang terang, ia berharap pemerintah dapat menyetop impor alat pelindung diri (APD), termasuk di antaranya APD impor yang dijual secara online. Redma menilai, penjualan APD lokal dapat mengurangi dampak kerugian ekonomi dan beban pelaku industri TPT apabila apabila produk-produknya dapat terserap dengan baik.
Selanjutnya: Pemerintah belum siapkan mitigasi dampak PSBB baru terhadap ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News