kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jakarta kembali PSBB total, Apindo: Operasional industri manufaktur akan turun


Kamis, 10 September 2020 / 13:55 WIB
Jakarta kembali PSBB total, Apindo: Operasional industri manufaktur akan turun
ILUSTRASI. Pengetatan PSBB di Jakarta dipastikan akan berdampak pada kelangsungan operasional industri, khususnya sektor manufaktur.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total mulai 14 September nanti seiring belum terkendalinya pandemi Covid-19. Pengetatan PSBB ini dipastikan akan berdampak pada kelangsungan operasional industri, khususnya sektor manufaktur.

Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono mengaku, pada dasarnya para pengusaha akan mengikuti kebijakan pemerintah untuk menekan laju penyebaran Covid-19 dan tidak mungkin melawannya.

“Kami tidak bisa melawan pemerintah. Kalau itu memang yang terbaik, apa boleh buat,” ujarnya, Kamis (10/9).

Dia belum bisa membeberkan estimasi kerugian yang bakal diderita para pelaku usaha di sektor manufaktur akibat kebijakan PSBB tersebut. Dari segi utilisasi, hampir bisa dipastikan dampaknya akan menyerupai seperti kondisi saat PSBB total di semester pertama lalu.

“Utilisasi industri manufaktur kemungkinan di bawah 40% lagi. Sudah pasti ada penurunan operasional,” imbuh Iwan.

Baca Juga: DKI Jakarta kembali PSBB, Kemenko Marves yakin tak ada kehebohan tagihan listrik

Pelaku usaha memang tidak punya banyak pilihan saat menghadapi PSBB total. Strategi efisiensi sudah pasti mesti dilakukan demi menjaga arus kas masing-masing perusahaan.

Di samping itu, pelaku usaha juga harus mencari terobosan-terobosan baru di bidang pemasaran. Cara-cara pemasaran lama yang mayoritas dilakukan secara tatap muka tidak bisa lagi digunakan.

Masalah kesejahteraan pekerja juga dinilai Iwan akan kembali dihadapi oleh para pelaku usaha saat PSBB total. Terlebih, sudah menjadi fakta bahwa kebijakan PSBB sempat mengakibatkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh beberapa perusahaan di sektor manufaktur.

“Kami ingin semua pihak ikut mengerti, karena untuk mempertahankan karyawan saja sebenarnya sudah cukup sulit,” ungkap Iwan.

Untuk bisa bertahan, para pelaku usaha perlu dukungan banyak pihak, terutama pemerintah. Iwan pun berharap pemerintah bisa mempercepat realisasi stimulus bantuan sosial yang sudah ada kepada masyarakat maupun stimulus untuk sektor industri dan bisnis. Hal ini demi menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19.

Dia juga berharap periode PSBB bisa benar-benar dimanfaatkan untuk memperbanyak kapasitas tes Covid-19 dan pelacakan atau tracing.

“Kalau sumber penyebaran Covid-19 belum diselesaikan, ini hanya seperti ember bocor saja,” tandasnya.

Selanjutnya: Jakarta PSBB, Jokowi rapat virtual untuk peserta lebih dari 5 orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×