Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Walau mengaku kesulitan mendapatkan kapal pengangkut, PT Garam yakin bisa merealisasikan sisa kuota impor garam hingga akhir bulan ini. PT Garam berupaya menuntaskan impor karena batas waktu impor garam semakin mepet.
Slamet Untung Irredenta, Direktur Utama PT Garam mengatakan, sampai akhir bulan ini pihaknya masih bisa menyelesaikan impor karena waktu panen raya garam belum ditentukan pemerintah. "Belum ada pemberitahuan kapan panen raya garam," katanya, Senin (14/5).
Seperti diketahui, PT Garam mendapat kuota impor garam sebanyak 50.000 ton pada tahun ini. Dari jumlah itu, hingga April 2012 lalu, perusahaan ini baru bisa merealisasikan impor sebanyak 27.500 ton.
Sisa impor garam yang bisa masuk ke Tanah Air sebelum panen raya ini akan didatangkan dari India, sebanyak 16.500 ton, dan dari Australia, 5.000 ton. Masalahnya, menurut Yulian Lintang, Direktur Keuangan Pemasaran dan Umum PT Garam, perusahaanya kesulitan mendapatkan kapal pengangkut garam.
Yulian menjelaskan, dalam pelayaran, garam adalah komoditas terakhir yang diangkut oleh kapal setelah beras dan buah. "Setelah tidak ada beras dan buah, baru mau mengangkut garam," katanya.
Selain mengimpor garam, PT Garam juga berusaha menyerap garam petani. Hingga minggu lalu, perusahaan ini mengaku telah menyerap 7.300 ton garam rakyat asal Madura. Hingga akhir tahun ini, PT Garam menargetkan penyerapan garam rakyat sebanyak 180.000 ton.
Sudirman Saad, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP mengatakan, sampai saat ini realisasi impor garam baru mencapai 215.800 ton, atau 72% dari alokasi impor pada tahap awal yang sebesar 300.000 ton. "Karena itu kita harapkan importir menyerap garam rakyat," katanya.
Kuota impor sebanyak 300.000 ton merupakan tahap pertama dari total impor tahun ini sebanyak 500.000 ton. Setelah itu ada impor tahap kedua sebanyak 200.000 ton.
Selain PT Garam, PT Susanti Megah juga sudah merealisasikan impor sebanyak 50.000 ton, PT Garindo sebanyak 76.100 ton, PT Sumatraco LM sebanyak 26.000 ton, dan PT Budiono 36.200 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News